Headline

RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian

Fokus

Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.

Pembina MOS Jadi Tersangka

Dwi Apriani [email protected]
16/7/2019 07:00
 Pembina MOS Jadi Tersangka
RILIS KEMATIAN SISWA SMA: Kapolda Sumatera Selatan Irjen Pol Firly (tengah) Kapolresta Palembang Kombes Pol Didi Hayamansyah (kanan)(ANTARA FOTO/Feny Selly)

KEPOLISIAN Resor Kota (Polresta) Palembang, Sumatra Selatan (Sumsel), menetapkan pembina kegiatan masa orientasi siswa (MOS) di SMA Taruna Indonesia Palembang, Obi Frisman Arkataku, 24, sebagai tersangka menyusul tewasnya siswa bernama Delwyn Berli Juliandro, 14, saat mengikuti MOS pada Sabtu (13/7).

"Penetapan tersangka dalam kasus pembunuhan siswa SMA Taruna sudah kita tetapkan, atas nama Obi Frisman Arkataku yang ternyata ditunjuk sekolah sebagai pembina. Motifnya ialah karena tersangka melihat korban bermalas-malasan sehingga dia kesal dan melakukan pemukulan," kata Kepala Unit Reserse Kriminal Polresta Palembang, Komisaris Yon Edi Winara, kemarin.

Lalu, kata Yon, korban sempat memaki tersangka sehingga tersangka kembali melakukan pemukulan. "Korban dikasari, lalu dipukul pakai bambu. Korban kemudian memaki pelaku setelah dipukul pakai bambu. Akibatnya, pelaku kesal," jelasnya.

Korban yang dalam posisi terduduk, ditarik secara kasar oleh tersangka hingga kepala korban membentur aspal. Korban kemudian tidak sadarkan diri dan dilarikan ke sekolah. Di sana, korban mulai kejang-kejang dan saat dibawa ke rumah sakit, meninggal dunia.

Kepala Kepolisian Daerah Sumatra Selatan, Inspektur Jenderal Firli, mengatakan Obi ditetapkan sebagai tersangka setelah penyidik mendapatkan bukti dan didukung pemeriksaan 21 saksi. Keterangan para saksi kemudian dicocokkan dan ternyata korban mengalami kekerasan benda tumpul di sekujur tubuh korban.

"Kami prihatin, dalam proses pendidikan masih ada perpeloncoan yang mengakibatkan siswa meninggal dunia. Korban ini meninggal akibat penganiayaan. Hal ini dapat dilihat dari hasil pemeriksaan jenazah korban oleh dokter forensik RS Bhayangkara Polda Sumsel," ungkapnya.

Sekujur tubuh

Sementara itu, menurut hasil autopsi, terdapat banyak luka memar di sekujur tubuh korban. Dokter forensik, Indra Sakti Nasution, saat dikonfirmasi tentang hal itu membenarkan adanya luka memar tersebut. "Saya tidak hitung pasti jumlahnya, tapi lumayan banyak luka di tubuh korban. Ada luka lebam di kepala, dada, dan kaki," kata Indra.

Selain pemeriksaan luar, tim dokter juga memeriksa tubuh bagian dalam korban. Hasilnya, ditemukan pendarahan akibat benturan keras di bagian kepala dan dada.

Terkait dengan insiden tersebut, Dinas Pendidikan Provinsi Sumatra Selatan langsung melakukan investigasi terhadap SMA Taruna Indonesia. "Kami sudah lakukan investigasi. Kalau hasil investigasi menemukan pelanggaran, kita cabut izinnya," kata Kepala Dinas Pendidikan Sumsel, Widodo.

Dari hasil investigasi sementara, dia memastikan kurikulum di sekolah itu sama dengan kurikulum yang diterapkan secara nasional. Namun, menurut Widodo, terdapat penekanan latihan fisik terhadap siswa di sekolah tersebut.

Tujuannya untuk menyiapkan seluruh lulusan agar siap ketika mendaftarkan sebagai calon anggota TNI maupun Polri. "Meskipun sekolah ini menitikberatkan pada latihan fisik, tapi tidak berarti mengingkari kurikulum nasional. Kita serahkan ke polisi," cetusnya.

Berdasarkan aturan, lanjutnya, sekolah harus mendidik dan bukan menakut-nakuti. Selama ini, menurut Widodo, pihaknya sudah menyosialisasikan agar setiap sekolah tidak menggunakan kekerasan dalam mendidik siswa, termasuk dalam MOS dan pada ekstrakurikuler. (N-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Triwinarno
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik