Headline

Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.

Fokus

Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.

BMKG Imbau Masyarakat Hindari Bangunan Retak

Antara
15/7/2019 13:29
BMKG Imbau Masyarakat Hindari Bangunan Retak
Personel TNI menunjukkan retakan tembok rumah warga di Halmahera Selatan akibat gempa dengan magnitudo 7,2, Senin (15/7).(Antara )

BADAN Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika mengimbau masyarakat di wilayah terdampak gempa bumi magnitudo 7,2 di Halmahera Selatan menghindari bangunan yang retak atau rusak. Sebab dikhawatirkan masih terjadi gempa susulan dengan kekuatan signifikan.    

"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan, sebelum kembali ke dalam rumah," kata Kepala Bidang Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG Daryono di Jakarta, Senin (15/7).    

Berdasarkan hasil monitoring BMKG hingga Senin pukul 05.00 WIB mencatat 61 kali gempa susulan (aftershock) dengan magnitudo terbesar 5,8 dan magnitudo terkecil 3,1 Sebanyak 28 gempa di antaranya dirasakan guncangannya oleh masyarakat.Sesuai dengan peta tingkat guncangan (shake map) yang dikeluarkan BMKG, dalam waktu kurang dari 30 menit setelah gempa dapat diketahui bahwa gempa Halmahera Selatan berpotensi merusak.    

baca juga: Halmahera Selatan Masuk Wilayah Seismik Aktif dan Kompleks

Dalam peta shake map BMKG tampak bahwa di zona gempa dan sekitarnya, guncangan mencapai warna kuning hingga kecokelatan yang artinya dampak gempa mencapai skala intensitas VII-VIII MMI. Intensitas gempa sebesar itu dapat terjadi kerusakan dalam tingkat sedang hingga berat. Estimasi model ternyata benar, karena berdasarkan laporan terbaru menunjukkan bahwa gempa yang terjadi itu menimbulkan banyak kerusakan bangunan rumah. Tercatat sedikitnya 160 bangunan rumah mengalami kerusakan.    

"Mengingat banyak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa, masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya," kata Daryono.  (OL-3)

 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya