Headline
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.
BADAN Narkotika Nasional (BNN) memastikan sedang menindaklanjuti dugaan salah tembak dalam operasi penangkapan sindikat narkoba di Kota Tanjungbalai dan Kabupaten Deliserdang, Sumatra Utara, pada 2-3 Juli 2019.
Kepala Biro Humas dan Protokol BNN Brigjen Sulistiyo Pudjo mengatakan, pihaknya sudah membentuk tim khusus untuk mengusut dugaan salah tembak tersebut.
"Kami sedang melakukan pendalaman, tim sudah turun dan saya juga sudah turun," ujarnya di kantor BNN Sumut di Deliserdang, Jumat (12/7).
Sebelumnya, saat ekspose kasus sindikat Tanjungbalai belum lama ini, Deputi Bidang Pemberantasan BNN Irjen Arman Depari mengungkapkan, dalam satu dari lima giat operasi penangkapan, terjadi kejar-kejaran antara petugas dan sejumlah orang yang diduga terlibat.
Orang-orang tersebut menggunakan mobil sebuah mobil dan sempat kejar-kejaran dengan petugas.
Dalam kejadian ini, dua dari mereka ditembak petugas BNN, yakni M Yasin dan M Yusuf. Lalu keduanya dibawa ke dua rumah sakit yang berbeda. Yasin dibawa ke RS Haji Medan dan Yusuf ke RS Bhayangkara. Namun Yusuf kemudian dinyatakan tewas.
Sulistiyo melanjutkan, dari laporan yang diterima pimpinan BNN, mobil tersebut diidentifikasi berada di dua lokasi penangkapan. Pada pukul 18.00 WIB pukul 03.00 WIB.
Petugas BNN mengikuti orang-orang yang diduga kuat terlibat sindikat dan mobil tersebut berada di dua lokasi penangkapan. Mobil itu, kata Pudjo, sempat menabrak kendaraan petugas BNN.
Tim investigator dan dia juga sudah bertemu dengan pihak keluarga korban terduga salah tembak. Namun dia belum bersedia mengungkapkan hasil sementara investigasi.
Baca juga: Dugaan Salah Tembak BNN, Kontras Surati Komnas HAM
Dia juga tidak dapat memastikan berapa lama proses investigasi akan berlangsung. Namun dia kembali memastikan bahwa persoalan ini akan diselesaikan BNN karena sangat sensitif.
"Kasus ini menyangkut profesionalitas, akuntabilitas dan kepercayaan publik terhadap BNN," pungkasnya. (X-15)
Peringatan Hari Anti Narkotika Internasional (HANI) 2025 bukan sekadar seremoni tahunan.
BNN tidak hanya akan fokus pada pendekatan dan penindakan, tetapi juga pada pencegahan dan pemberdayaan.
BADAN Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Kalimantan Selatan, Selasa (24/6) memusnahkan barang bukti narkoba jenis sabu-sabu seberat lebih setengah kilogram, hasil penanganan tiga kasus kejahatan narkoba di wilayah tersebut.
Salah satu pengungkapan besar ialah membongkar jaringan Meidi yang menyelundupkan sabu dari Aceh ke Jambi dengan truk.
BNN dan TNI AL berhasil mencatatkan sejarah dalam penindakan narkoba terbesar yakni 2 ton sabu (metamfetamina) dari sebuah kapal motor di Perairan Karimun Anak.
Tempat rehabilitasi milik swasta itu meminta uang dalam jumlah yang besar kepada masyarakat yang ingin melakukan rehabilitasi, termasuk para pengguna narkoba.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved