Headline

Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.

Fokus

Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.

'Mulut Seribu' Dikembangkan Jadi Mini Raja Ampat di NTT

Palce Amalo
09/7/2019 16:30
'Mulut Seribu' Dikembangkan Jadi Mini Raja Ampat di NTT
Destinasi wisata Mulut Seribu di Kecamatan Landu Leko, Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur (NTT) terlihat dari udara, Selasa (9/7).(MI/PALCE AMALO)

KEPALA Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Perwakilan NTT Naek Tigor Sinaga mengatakan investasi di sektor pariwisata sangat penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah itu.

Saat ini, Pemerintah Provinsi NTT telah menetapkan tujuh destinasi wisata prioritas yang akan menjadi sumber-sumber pertumbuhan ekonomi baru, di luar destinasi wisata Komodo di Labuan Bajo, Manggarai Barat.

Tujuh destinasi itu ialah Fatumnasi di Timor Tengah Selatan, Lamalera di Lembata, Mulut Seribu di Rote, Pantai Liman di Pulau Semau, Kabupaten Kupang, Desa Koanara di Ende, Wolwal di Alor, dan Praimadita di Sumba Timur.

"Mulut seribu, bisa dikembangkan jadi obyek wisata menarik, mini raja empat NTT. Di sana sangat terkenal dengan budidaya rumput laut," kata Tigor saat berbicara dalam kegiatan 'Sante-Sante Baomong deng Media' yang membahas Desiminasi Laporan Perekonomian NTT dan Peremagan Sektor Jasa Keuangan dan Edukasi Perlindngan Konsumen di Kantor Perwakilan BI NTT, Selasa (9/7).

Perairan mulut seribu terletak di Kecamatan Landu Leko, Kabupaten Rote Ndao, merupakan gugusan pulau-pulau kecil mirip destinasi wisata Raja Ampat di Papua Barat. 

Lokasi ini mulai berkembang menjadi tujuan wisata favorit beberapa tahun terakhir, setelah dikunjungi wisatawan lokal maupun mancanegara yang kemudian memviralkan lewat media sosial.

Selain gugusan pulau, pemerintah daerah juga bisa menjadikan budidaya dan pengolahan rumput laut di perairan itu menjadi lokasi yang menarik untuk dikunjungi wisatawan. 

"Bisa juga dibangun menara pandang, dan wisatawan bisa selfi sambil memandang ke laut biru," ujarnya.

Pertumbuhan Ekonomi
Jika tujuh destinasi wisata itu sudah dikelola secara maksimal, Tigor yakin ekonomi NTT akan tetap tumbuh di atas 5%.

Sesuai catatan BI Perwakilan NTT, pada triwulan I 2019 perekonomian NTT tercatat 5,09% (year on year/yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan IV 2018 sebesar 5,32% (yoy). Pertumbuhan ekonomi NTT masih lebih tinggi dibandingkan nasional yang hanya tumbuh 5,07% (yoy). 

Perlambatan pertumbuhan ekonomi Provinsi NTT tersebut terutama disebabkan oleh perlambatan konsumsi pemerintah seiring belum terealisasinya belanja pemerintah di awal tahun.

Dari segi lapangan usaha, kontraksi di sektor pertanian menyebabkan perlambatan pertumbuhan ekonomi Provinsi NTT seiring cuaca buruk di awal tahun yang lebih panjang dibandingkan tahun sebelumnya.

Sementara itu, Pertumbuhan ekonomi Provinsi NTT pada triwulan II 2019 diperkirakan meningkat sebesar 4,98%-5,38% (yoy). Hal itu terutama didorong oleh konsumsi rumah tangga seiring momen bulan puasa Ramadan dan libur panjang Idul Fitri. 

Pada saat yang sama juga terjadi peningkatan realisasi belanja pemerintah seiring momen pemilu pada April 2019, realisasi infrastruktur, dan kenaikan sektor penyediaan akomodasi dan makan minum serta transportasi seiring libur Idul Fitri. 

"Saya optimistis penduduk NTT lebih dari 5 juta jiwa jadi sumber pertumbuhan ekonomi baru, bisa tumbuh lebih dari lima persen seperti peran masyarakat melalui Bumdes," ujarnya.

Baca juga: NTT Gelar Kejuaraan Tinju the Border Battle 2019

Diskusi bersama wartawan tersebut juga dihadiri perwakilan perbankan dan sejumlah pengamat ekonomi dari Universitas Nusa Cendana dan Universitas Kristen Artha Wacana Kupang.

Pembicara lainnya dalam diskusi ini yakni Kepala Perwakilan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) NTT Robert Sianipar, Kepala Kantor Wilayah Pembendaharaan NTT Lidya Kurnawati Kristiani, dan Asisten Perekonomian Setda NTT Semuel Rebo

Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif NTT Wayan Darmawa mengatakan alokasi anggaran pengembangan destinasi wisata di ujung timur Pulau Rote itu dialokasikan mulai 2019. Untuk transportasi ke daerah itu, menurut Wayan, Gubernur NTT Viktor Laiskodat telah menyampaikan kepada pemerintah pusat untuk pengadaan kapal dengan kualitas keamanan yang memadai.

"Kita berharap pada 2020 sudah bisa diekspose sebagai destinasi wisata atraktif di NTT," ujarnya. (A-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya