Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PEMERINTAH Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, menegaskan tidak mengatur pemisahan gender di kawasan Pantai Santen. Adapun papan petunjuk yang mengatur pemisahan pria dan wanita di Pantai Santen hanyalah trik pemasaran di saat kehadiran Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud di Indonesia.
"Saya rasa harus diluruskan. Karena tidak pernah ada kebijakan dari Pemda Banyuwangi yang mengatur masalah pemisahan pria dan wanita di Pantai Santen. Tidak pernah ada peraturan mengenai hal itu," kata Kepala Dinas Pariwisata Banyuwangi Bramuda di Banyuwangi, Sabtu (6/7).
Ia menambahkan, tidak pernah ada sosialisasi mengenai Pantai Santen yang menjadi syariah. Apalagi, memisahkan antara pengunjung pria dan perempuan. Tidak ada grand design yang menuju ke arah sana.
"Tidak ada sign atau papan petunjuk yang mengatakan pemisahan antara pria dan perempuan di Pantai Santen. Kita tidak membuat hal-hal seperti itu. Tulisan yang dimuat di media sosial itu sudah lama diganti dan kami turunkan," paparnya.
Baca juga: Ratusan Perempuan Banyuwangi Berkebaya Gowes Sepeda
Dia mengakui, tulisan yang sempat viral di media sosial (medsos) adalah upaya menarik perhatian rombongan Raja Salman yang sempat berlibur ke Bali.
"Sebagai daerah yang dekat dengan Bali tentu kita berharap Banyuwangi ikut dilirik saat Raja Salman berkunjung ke sana. Inisiatif kita adalah memasarkan dan mencuri perhatian dengan Pantai Santen. Bukan menjadikan pentai ini syariah," katanya.
Setelah itu, sambung dia, pemkab menyerahkan kembali pengelolaan Pantai Santen ke pemilik pantai, yakni Kodim. Pemda juga tidak mengeluarkan peraturan apapun terkait dengan pantai itu. Tidak ada peraturan soal pemisahan.
"Itu hanyalah trik marketing saat Raja Salman datang ke Bali. Dan sudah dicopot sejak tahun lalu. Makanya kalau kemudian papan itu dipermasalahkan sekarang, rasanya sudah tertinggal. Dan itu akibat tidak pernah ada konfirmasi," pungkasnya. (X-15)
SEBANYAK 29 orang penumpang KMP Tunu Pratama Jaya yang tenggelam di Selat Bali ditemukan dalam kondisi selamat. Sementara itu 4 orang ditemukan meninggal dunia.
Keberadaan tim nanti akan menjelaskan secara rinci perihal sistem SPBM serta mencari solusi terbaik agar mereka tetap terakomodasi dan tetap sekolah.
Sedikitnya 61 orang dilaporkan hilang setelah kapal feri tenggelam di Selat Bali, Rabu (2/7) malam.
Rama menuturkan penangkapan bermula dari laporan masyarakat yang masuk melalui layanan pengaduan Waduli Banyuwangi.
Kegiatan ini menjangkau 8 titik lokasi di Kabupaten Banyuwangi dan berkolaborasi dengan tiga Puskesmas: Genteng Kulon, Singojuruh, dan Gitik.
Kota Banyuwangi memiliki pertumbuhan ekonomi tinggi, hampir setara dengan tingkat pertumbuhan nasional 2024. Salah satu penopangnya adalah industri pariwisata.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved