Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Gubernur NTB Minta Warga Tak Panik Sikapi Potensi Gempa Besar

Antara
05/7/2019 07:49
Gubernur NTB Minta Warga Tak Panik Sikapi Potensi Gempa Besar
Gubernur NTB Zulkieflimansyah (kiri) bersama Kepala BNPB Doni Monardo.(Antara)

GUBERNUR Nusa Tenggara Barat (NTB) Zulkieflimansyah meminta masyarakat tidak panik menyikapi pemberitaan potensi gempa berkekuatan 8,5 Magnitudo, yang akan terjadi di selatan Pulau Lombok.

"Jangan panik dan takut. Orang di Jepang satu hal yang biasa, apalagi kita sedang masuk dalam proses rehabilitasi dan rekonstruksi pascagempa 2018," ujarnya saat menggelar jumpa pers menyikapi informasi potensi gempa berkekuatan 8,5 magnitudo sampai 9 magnitudo yang akan terjadi selatan Lombok, Kamis malam (4/7).

Doktor Zul panggilan akrab Gubernur NTB, menyatakan jika saat ini NTB sedang bangkit pascagempa beruntun yang terjadi pada akhir Juli hingga Agustus 2018. Termasuk, sektor pariwisata yang sudah mulai membaik dengan ramainya kunjungan wisatawan.

"Saya baru pulang dari Darwin dan Perth, Australia tidak satu pun kursi pesawat yang tersisa, saking senangnya orang ke Lombok. Karena itu dengan perlu kita bijak dalam mencerna dan memaknai informasi," terangnya.

Sementara terkait prediksi yang dikemukakan para ahli dalam sebuah seminar, gubernur mengangap hal tersebut sesuatu hal yang biasa. Karena menurut gubernur potensi bencana besar dimana-dimana bisa terjadi.

Pada kesempatan berbeda, Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Mataram, Agus Riyanto mengatakan dari hasil simulasi dan pemodelan tsunami (Tsunami Modeling) yang di lakukan di wilayah Lombok Selatan menyimpan gempa mega trust berkekuatan 8,5 magnitudo dan gelombang tsunami hingga lima kilometer dengan ketinggian mencapai 20 meter. Namun, gempa sebesar itu sesungguhnya tidak hanya terjadi di Lombok bagian selatan tapi bisa terjadi di wilayah selatan Indonesia mulai NTT, Bali, Jawa hingga Sumatera.

"Tapi, kapan waktunya tidak ada yang tahu bahkan teknologi secanggih apapun tidak bisa memprediksi dan mengetahui kapan akan terjadi gempa itu," ujarnya di sela-sela seminar manajemen kebencanaan yang dilaksakan di Universitas Nahdatul Ulama (NU) NTB yang juga dihadiri pakar geologi dan kegempaan dari Universitas Brigham Young Univesity, Utah, Amerika Serikat, Prof Ron Harris.

Menurut Agus, jika merujuk pada sejarah dan hasil penelitian gempa besar pernah terjadi di perairan selatan, khususnya Lombok pernah terjadi pada tahun 500-1000 tahun yang lalu. Hal ini dibuktikan dari jejak pasir sisa tsunami yang tertinggal.

Pernyataan BMKG itu juga diamini pakar geologi dan kegempaan dari Universitas Brigham Young Univesity, Utah, Amerika Serikat, Prof Ron Harris. Bahkan, dirinya memperkirakan potensi gempa di selatan Indonesia bisa sampai 9 magnitudo. Meski ada potensi gempa besar, namun berdasarkan data sejarah belum pernah lagi terjadi gempa besar di lempeng Indo-Australia. Tapi secara teknis dari hasil riset pergerakan naik lempeng bumi mencapai 7 cm pertahun. Dan lempeng Indo-Australia saat ini diperkirakan ada pada ketinggian 35 meter lebih.

baca juga: Federer Ajari Pangeran George Bermain Tenis

Ron Harris mengatakan tidak ada yang bisa memastikan kapan terjadinya gempa. Menurutnya yang terpenting adalah mulai sekarang ini membangun kesadaran mitigasi bencana oleh masyarakat di daerah rawan bencana. (OL-3)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya