Headline

Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Penurunan Tarif Maskapai Harus Berkelanjutan

Rudy Kurniawansyah
04/7/2019 13:18
Penurunan Tarif Maskapai Harus Berkelanjutan
Ilustrasi(Antara )

ASSOCIATION of the Indonesian Tours and Travel Agencies (Asita) Riau menyambut baik kebijakan pemangkasan tarif maskapai penerbangan hingga 50%. Asita berharap penurunan tarif maskapai itu dapat terus berlanjut untuk mendongkrak lesunya industri pariwisata di Riau saat ini.

"Kami tentu sangat menyambut baik hal ini. Semoga terealisasi berkelanjutan penurunan tarif maskapai penerbangan ini," ungkap Ketua Asita Riau, Dede Firmansyah kepada Media Indonesia di Pekanbaru, Kamis (4/7).

Dede menjelaskan, penurunan tarif maskapai tentu mendapat dampak signifikan terhadap harga paket tur. Apalagi komponen termahal dalam setiap paket tur adalah tiket penerbangan.

"Kita tahu komponen yang paling mahal di paket tur itu adalah tiket pesawat. Itu di luar harga kamar hotel, mobil atau bus, dan harga makan per hari," jelas Dede.

Dede menambahkan, dengan ada tiket murah tentu juga berdampak terhadap kamar hotel yang ramai, dan souvenir yang laku. Selain itu, bagi teman-teman yang berdagang tentu berdampak kepada barang dagangannya.

"Mereka bisa beli lagi barang dagangannya di Jakarta ataupun kota di Jawa yang lainnya dengan murahnya harga tiket. Bagi mereka tentu berharap juga dihilangkannya bagasi berbayar supaya harga jual tambah lebih murah," terang Dede.

Sejak Desember 2018 hingga Juni 2019, harga tiket pesawat domestik khususnya dari Pekanbaru ke sejumlah kota di Indonesia tergolong
sangat mahal hingga menembus Rp2 juta-Rp3 juta. Bahkan Gubernur Riau Syamsuar mengajukan ke pemerintah pusat untuk bisa memakai penerbangan luar negeri untuk menuju ke Jakarta lantaran lebih murah.

"Dampak terlihat banyak pengguna jasa penerbangan yang kini banyak beralih menggunakan transportasi darat," ujarnya.

Selain itu, lanjut Dede, juga berpengaruh terhadap lesunya berbagai sektor, terutama dunia pariwisata.

"Sejak Desember belum ada penurunan harga sesuai dengan yang diharapkan, artinya masih mahal. Makanya saat ini ada penurunan
jumlah pemudik pengguna jasa penerbangan," ungkap Dede.

Tak hanya itu, kata Dede, sejumlah travel agen sejak awal tahun ini, banyak mengeluhkan pembatalan paket tur wisata, akibat tingginya harga tiket pesawat.

baca juga: ASN Merokok Didenda Beli 10 Kitab Al Quran

"Beberapa rekan saya di travel agen mengeluhkan terpaksa membatalkan paket-paket tur wisata, terutama tour ke Jawa. Ataupun sebaliknya akibat mahalnya tiket domestik. Tapi ada juga yang mengalihkan tur  ke Singapura dan Malaysia, karena tiketnya jauh lebih murah," ungkap Dede.

Karena itu, lanjutnya, dengan penurunan harga tiket pesawat diharapkan bisa mendongkrak tingkat pengguna jasa travel wisata di Riau. Sehingga dapat berdampak juga terhadap ekonomi di daerah. (OL-3)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya