Headline

Pengibaran bendera One Piece sebagai bagian dari kreativitas.

Fokus

Isu parkir berkaitan dengan lalu lintas dan ketertiban kota.

Petani Tomat Lembang Rugi Besar

Depi Gunawan
02/7/2019 13:38
Petani Tomat Lembang Rugi Besar
Petani tomat di Lembang mengeluhkan banyak tomat rusak akibat kemarau yang melanda wilayah itu sejak dua bulan lalu.(MI/Depi Gunawan )

AREAL pertanian di Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat mengering akibat kemarau yang berlangsung sejak dua bulan lalu. Para petani khawatir mengalami kerugian materi cukup besar. Salah satunya terjadi di sentra produksi tomat di Desa Cikidang Lembang. Ribuan pohon tomat mengering dan buahnya busuk sehingga hasil panen tidak maksimal. Karena terdampak kondisi cuaca, harga tomat di pasaran menjadi mahal.

Anah, 64, petani tomat mengaku dari 3.000 pohon yang ditanam, kali ini hanya bisa menghasilkan panen sekitar 2,5 kuintal tomat. Jika cuaca normal bisa menghasilkan panen hingga 5 kuintal tomat.

"Komoditas tomat banyak yang rusak, bolong-bolong dan warnanya hitam, buahnya rusak sama hama ulat. Jadi tidak bisa dipanen, dibuang, dipisahkan dengan tomat yang masih bagus," kata Anah, Selasa (2/7).

Anah mengatakan, bukan hanya areal pertanian miliknya saja yang gagal tapi petani lain di Lembang juga bernasib sama. Karena banyak yang gagal panen, harga tomat dari sentra produksi di Lembang jadi lebih mahal.

"Dari petani ke bandar dijual Rp9.000 per kilo, maka tak heran kalau harga tomat di pasaran sekarang lagi mahal. Soalnya dari kebunnya banyak yang rusak, gagal panen," ungkapnya.

Anah menduga rusaknya tomat karena tanaman ini tidak tahan dengan perubahan cuaca. Untuk menghindari kerugian, dirinya akan menunda masa tanam sampai musim kemarau berakhir.

"Tanaman tomat dibiarkan dulu hingga bulan September, atau sampai memasuki awal musim hujan. Nanti musim hujan ganti sama tanaman jenis lain," bebernya.

baca juga: Petani Kudus Dipinjami Pompa Air dan Dilindungi Asuransi

Meski sedang mahal, justru Anah lebih mengharapkan harga tomat di pasaran kembali normal. Menurut dia, harga di tingkat petani terkendali dengan hasil yang juga melimpah.

"Normalnya, tomat dari petani dijual Rp4 ribu-Rp5 ribu per kilo. Tapi jika kondisinya seperti ini terus, kami juga tidak bisa memasok," ucapnya.

Selain tomat, komoditas lain seperti buncis, cabai dan brokoli juga mengalami kenaikan harga karena pengaruh cuaca.

"Buncis sekarang dijual Rp7.500, brokoli Rp8 ribu, dan cabai  juga sudah naik lagi menjadi Rp50 ribu per kilo," tambah Anah. (OL-3)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya