Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
GUBERNUR Bali Wayan Koster terus mempertegas instruksi larangan mengampanyekan cukup dua anak. Kali ini, hal itu dia ungkapkan dalam peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) Provinsi Bali di Buleleng, Jumat (28/6).
Koster mengatakan, pengantin baru di Bali perlu memiliki empat anak. Permintaan itu disampaikan karena makin langkanya pemilik nama Nyoman dan Ketut di tengah meningkatnya kesejahteraan ekonomi serta pendapatan per kapita Bali.
Koster mengaku sangat prihatin dengan kondisi tersebut. Ia meminta agar tradisi konsep keluarga berencana (KB) krama Bali warisan leluhur tidak punah.
"Ini saya sampaikan melihat kondisi terkini di Bali, di mana anak yang menyandang nama Nyoman atau Komang (sebutan anak ketiga) sudah langka, apalagi Ketut (sebutan untuk anak keempat)," ujar Koster.
Baca juga: Pertahankan Nyoman dan Ketut, KB di Bali Sarankan Empat Anak
Koster juga melanjutkan, pihaknya sudah melakukan survei di Bali yang berdasarkan kepada Kartu Keluarga (KK) yang hasilnya menunjukkan populasi anak ketiga sampai keempat alias penyandang nama Nyoman dan Ketut sudah benar-benar menurun.
"Ini (Nyoman dan Ketut) sudah barang langka sekarang di Bali. Hampir punah, padahal sejatinya ini adalah warisan leluhur kami yang begitu arif untuk membuat suatu kearifan lokal yang menurut saya harus kita jaga dan lestarikan," terangnya.
Dia juga mengaku akan memberanikan diri mesti meminta permakluman kepada pemerintah pusat khususnya Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) agar Bali bisa melaksanakan KB Krama Bali (KBKB) dengan anjuran empat orang anak.
"Tapi kami tentu sepakat dengan keluarga berencana dan harus berkualitas, dengan perencanaan yang tepat sejalan juga dengan pembangunan bangsa. Buktinya, Bali jadi salah satu yang terdepan dalam menjalankan program KB dengan anjuran dua anak cukup selama ini. Kami di Bali sangat loyal dan taat pada anjuran pemerintah," katanya. (X-15)
Program pencegahan dan pengendalian stunting berhasil membawa angka stunting di Jatirejo menjadi 0. 0.
Saat bonus demografi, terjadi surplus usia produktif yang sangat tinggi. Angkanya rata-rata 70% dari keseluruhan jumlah penduduk usia produktif.
BKKBN menekankan perlunya tetap waspada dan melakukan tindakan berkelanjutan karena risiko stunting dapat mengenai siapa saja, terlepas dari latar belakang sosial ekonomi.
KEMENTERIAN Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN menegaskan pentingnya peran agama sebagai salah satu dari 8 Fungsi Keluarga dalam mewujudkan generasi emas Indonesia.
Sinergi ini bertujuan menyediakan fasilitas penitipan anak di seluruh lingkungan kerja.
MENTERI Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala BKKBN Wihaji memaparkan ada 4 tantangan untuk menurunkan stunting saat ini.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved