Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
LANGIT cerah, tak ada angin bertiup. Namun, udara begitu dingin di sekitar Candi Arjuna, Dieng, Banjarnegara, Jawa Tengah, kemarin.
Suhu udara 5 derajat Celsius. Namun, di permukaan tanah paling dingin tercatat minus 7 derajat Celcius. Air menjadi beku dan embun yang berada di rerumputan maupun tanaman menjadi butiran-butiran es berwarna putih.
"Semalam, saya sengaja menaruh air di bak penampung kecil. Lihat saja, sekarang sudah menjadi es. Seperti es batu yang dikeluarkan dari freezer. Air membeku karena tadi malam suhu di bawah 0 derajat Celsius. Sudah berhari-hari terjadi seperti ini," ungkap Saroji, 54, warga yang tinggal di Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Banjarnegara.
Fenomena embun beku hampir setiap tahun muncul di dataran tinggi Dieng yang memiliki ketinggian sekitar 2.000 meter di atas permukaan laut (mdpl). Namun, tahun ini cukup luar biasa karena sejak Mei sudah muncul. Kemudian pada Juni kemunculannya semakin sering. Hingga kemarin, setidaknya telah terjadi 10 kali. Yang cukup tebal dan luas terjadi pada Senin (24/6) dan kemarin.
"Kalau tebal dan luas, yang terkena dampak ialah tanaman kentang. Daunnya menjadi cokelat karena mengering. Jika belum berumur, tanaman kentang tidak dapat berbuah," katanya.
Di satu sisi, embun beku memang mematikan bagi tanaman kentang. Namun, fenomena tersebut cukup menarik perhatian pengunjung. Tak hanya dari kota sekitar Dieng seperti Banjarnegara dan Wonosobo, tetapi juga dari Jakarta, Bekasi, Yogyakarta, dan sebagainya.
"Saya sengaja datang ke Dieng dan berangkat semalam. Tujuannya memang untuk melihat embun beku. Di media sosial, saya melihat seperti di Eropa. Fenomena itu hanya muncul ketika musim kemarau datang," kata Ahmad, 48, salah seorang pengunjung dari Bekasi.
Ia mengatakan cukup terkesima dengan yang terjadi di Dieng karena meski di daerah tropis, ada embun yang membeku seperti salju.
Tak hanya Ahmad, Budi, 52, warga Wonosobo, juga penasaran meskipun sudah berkali-kali melihat embun beku. "Sebetulnya tidak hanya sekarang saya melihat embun beku, tetapi karena penasaran, saya datang ke sini lagi," ujarnya.
Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Objek Wisata Dieng, Aryadi Darwanto, mengakui fenomena ini menjadi salah satu magnet bagi kunjungan wisatawan. Sejak ramai ada embun beku, wisatawan yang datang ke Dieng mengalami peningkatan cukup signifikan.
"Pada hari normal paling hanya 3.000 pengunjung, tetapi setelah ada embun beku meningkat menjadi 6.000. Bahkan, pada akhir pekan jumlahnya bisa mencapai 17 ribu wisatawan," jelas Aryadi.
Kepala Stasiun Geofisika BMKG Banjarnegara, Setyoajie Prayoedhie, mengungkap bahwa embun beku mungkin masih akan tetap muncul, apalagi nanti pada saat puncak kemarau. "Karena saat kemarau suhu cenderung lebih rendah, bahkan bisa ekstrem." (Liliek Dharmawan/X-10)
Lokasi kegiatan yang sebelumnya dikelola Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB), kini dikelola oleh Museum dan Cagar Budaya (MCB) Ditjen Kebudayaan.
KAWASAN wisata di dataran tinggi Dieng, Jawa Tengah, didorong untuk menjadi destinasi wisata ramah muslim.
Wisata Dieng berkembang karena gagasan sejumlah pemuda. Dari kecil, kini telah mendunia.
Fenomena alam ini menarik banyak wisatawan yang beruntung berada di Dieng, sehingga mereka dapat menyaksikan langsung embun beku tersebut.
Selama objek wisata ini dibuka pengunjung sudah cukup lumayan, pada hari biasa berkisar 100 hingga 200 orang dan pada akhir pekan pengunjung bisa mencapai 500 hingga 600 orang.
Endapan silika dan unsur-unsur penyertanya bermanfaat bagi tanaman karena meningkatkan pertumbuhan dan daya tahan terhadap serangan hama.
Bantuan terhadap masyarakat dan korban terdampak bencana embun beku dan hujan es di Distrik Kuyawage, Kabupaten Lanny Jaya, Papua, mulai disalurkan.
Embun beku kerap terjadi pada dini hari hingga pagi hari di daerah pegunungan dan lembah selama musim kemarau di Indonesia.
Dari sisi petani, bun upas memang merugikan karena mematikan tanaman kentang. Namun, bagi sektor pariwisata, embun beku bisa menyedot kedatangan wisatawan
Kamera trap merekam macan tutul dan macan kumbang juga memotret kijang betina dewasa, landak dan elang brontok
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved