Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
BADAN Ekonomi Kreatif (Bekraf) Republik Indonesia pada tahun ini memetakan kota dan kabupaten (KaTa) kreatif di Indonesia. Terdapat 52 kabupaten/kota di Indonesia yang telah masuk dalam seleksi dan Kota Denpasar masuk dalam 10 besar KaTa Kreatif Indonesia.
Kriteria penilaian dilakukan lewat diskusi kelompok terpimpin KaTa Kreatif di Kota Denpasar pada Jumat (14/6) sore. Diskusi kelompok yang dihadiri langsung Walikota Denpasar IB Rai Dharmawijaya Mantra, Ketua Dekranasda Kota Denpasar IA Selly Dharmawijaya Mantra, BKRAF Denpasar serta OPD terkait pemkot Denpasar yang dipimpin Direktur Fasilitasi Infrastruktur Fisik Bekraf Selliane Ishak.
Dalam pemaparannya, Direktur Direktur Fasilitasi Infrastruktur Fisik Bekraf Selliane Ishak mengatakan bahwa Bekraf Indonesia telah mengeluarkan program Penilaian Mandiri Kabupaten/Kota Kreatif Indonesia (PMK3I).
Kedeputian Infrastruktur Bekraf telah menurunkan Tim PMK3I dan Tim Asesor untuk melakukan self assessment guna menentukan subsektor ekonomi kreatif (Ekraf) apa yang akan menjadi potensi unggulan. Sementara dijelaskan KaTa telah menseleksi 52 kota/kabupaten yang dipilih 23 serta menseleksi kembali 10 besar kota/kabupaten yang masuk nominasi.
Salah satu dari 10 besar tersebut masuk Kota Denpasar. "Penilaian ini murni dilakukan dari tim penilai yang meliputi dari asosiasi dan subsektor," ujarnya. Dari 10 nominasi ini akan diseleksi kembali yang akan menetapkan 4 Kota Kreatifa. Kota Denpasar telah memilih subsektor unggulan yakni fashsion.
Menurut Silliane, Rai Mantra sangat luar biasa dalam program pembangunan visi terkait ekonomi kreatif. "Saya melihat program Walikota Denpasar di bidang ekonomi kreatif sangat visioner dan didukung oleh masyarakat dan sektor lainnya serta akademisi dan pembisnisnya.
Baca juga: Ekonomi Kreatif Terus Tumbuh, Peluang Desainer Grafis Makin Besar
Sementara Rai Mantra mengatakan, sangat mendukung visi dari proyek perubahan untuk mewujudkan ekonomi kreatif sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi Kota Denpasar, dalam hal ini subsektor fashion. Menurut Rai Mantra, program ekonomi kreatif Denpasar telah membentuk serta mendorong adanya pembentukan Startup tidak saja pada subsektor yang ada, namun juga mendorong sekaa teruna di setiap banjar dalam program ini.
"Kami berharap dalam dorongan pembentukan startup ini nantinya dapat memberikan mereka untuk terus berproduksi lewat bantuan-bantuan modal usaha," ujarnya. Disamping itu dorongan program juga dilakukan lewat lomba Wirausaha Muda Denpasar (WMD) yang telah melahirkan puluhan WMD setiap tahunnya dan diberikan insentif untuk mengikuti pelatihan di rumah perubahan Rhenal Kasali.
Lebih lanjut Rai Mantra juga mengatakan saat ini Denpasar yang sangat menonjol bagi usaha-usaha yang digeluti insan muda yakni dalam bidang kuliner dan fashion. Tidak hanya pada food dan fashion, pihaknya juga telah mendorong kreatifitas motor custom yang digeluti salah satu anak muda Denpasar serta telah mampu bersaing dengan builder-builder ternama di Amerika dan juga Jepang.
"Kita telah munculkan secara bertahap seluruh komunitas-komunitas yang ada di Kota Denpasar, dan telah merancang sebuah musyawarah pembangunan untuk komunitas yang nantinya mampu mengangkat talenta mereka dan ingin mengetahui kebutuhan-kebutuhan para komunitas. Beberapa Coworking Space kita akan segera garap, disamping telah memiliki Rumah Kemasan Denpasar, serta memfasilitasi peneliti muda Denpasar yang telah mampu meraih prestasi di tingkat Internasional. Saya yakin Denpasar akan bisa mewujudkan visi sebagai Kota Kreatif. Salam kreatif dari Kota Denpasar, dan selalu kreatif,” ujarnya. (OL-7)
Kepala Bekraf Triawan Munaf mengatakan itu dalam acara sosialisasi Rencana Induk Pengembangan Ekonomi Kreatif Nasional 2018-2025.
KEPALA Badan Kreatif (Bekraf) Triawan Munaf, 60, melontarkan pernyataan yang menyita perhatian. Ia menyinggung isu pemilu dengan menyebut 'cebong' dan 'kampret' yang tengah menjadi perbincangan masyarakat Indonesia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved