Headline
Perekonomian tumbuh 5,12% melampaui prediksi banyak kalangan.
Perekonomian tumbuh 5,12% melampaui prediksi banyak kalangan.
AKADEMISI Universitas Bengkulu, Abdul Rahman mengingatkan pemerintah daerah segera mengatasi pemicu banjir di Bengkulu Tengah dan Kota Bengkulu.
"Harus ada evaluasi aktivitas pertambangan di hulu sungai. Selama itu tidak diperbaiki, maka banjir lebih parah akan melanda Bengkulu Tengah dan Kota Bengkulu," kata Abdul Rahman, Senin (6/7).
Dosen yang saat ini meneliti daerah aliran sungai (DAS) untuk empat sungai di wilayah Bengkulu itu, mengatakan pembukaan lahan di hulu sungai untuk penambangan dapat dipastikan menjadi salah satu biang keladi banjir parah yang melanda daerah itu.
Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menunjukkan bahwa curah hujan di atas rata-rata, yaitu 182 dan 289 mm terjadi pada 24 dan 26 April lalu.Berdasarkan luas area tangkapan DAS Air Bengkulu di hulu, jika curah hujan 200 mm per hari, seluruhnya mengalir ke muara. Dalam kondisi normal seharusnya kenaikan permukaan air atau genangan hanya setinggi 20 cm. Namun yang terjadi ketinggian air di atas satu meter.
"Tanah di daerah hulu sudah jenuh, tidak menyerap air sama sekali. Sehingga seluruh air dialirkan ke muara dengan tipikal sungai di Bengkulu adalah pendek-pendek," kata dosen Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Politik Universitas Bengkulu.
baca juga: Jumlah Korban Jiwa Banjir Bengkulu Menjadi 24 Orang
Prediksi Abdul Rahman bahwa ketinggian air seharusnya hanya 20 cm, bukan dua meter seperti yang terjadi saat banjir lalu, disebabkan hujan bercampur erosi.
"Erosi itulah yang kemungkinan besar menyebabkan banjir parah di Kota
Bengkulu," ujarnya menyimpulkan. (OL-3)
Abdul Muhari pun mengimbau kepada seluruh pihak untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan.
Rusaknya ekosistem hulu DAS Citarum secara signifikan meningkatkan bencana banjir di daerah-daerah di sekitar wilayah Bandung, terutama di Bandung Selatan.
Hingga Rabu, (21/5) para korban banjir Grobogan telah lima hari menginap di pengungsian. Mereka mengungsi di Gedung Olahraga (GOR) GOR Tanggirejo.
Menko PMK Pratikno menyampaikan pemerintah serius dalam melakukan penanganan banjir Jabodetabek secara terpadu lintas Kementerian dan Lembaga.
Sebagai respons terhadap bencana tersebut, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) berupaya memastikan layanan kesehatan tetap berjalan bagi para korban bencana banjir.
Cuaca ekstrim yang menyebabkan hujan deras hingga banjir tersebut mengakibatkan 768 gardu distribusi terdampak, sehingga terpaksa dipadamkan sementara demi keselamatan warga.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved