Headline

Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Reaktor Nuklir Kartini untuk Pendidikan Skala Internasional

Ardi Teristi Hardi
01/4/2019 17:15
Reaktor Nuklir Kartini untuk Pendidikan Skala Internasional
reaktor kartini batan( FOTO ANTARA/ Wahyu Putro A/ed/ama/12)

BADAN Tenaga Nuklir (Batan) terus berupaya meningkatkan pelayanan reaktor nuklir Kartini untuk dunia pendidikan. 

Rencananya, teknologi informasi di reaktor ini akan ditingkatkan sehingga bisa dimanfaatkan dengan skala lebih luas, tidak hanya lingkup Indonesia saja, tetapi juga ASEAN.

"Hanya empat negara yang mempunyai reaktor nuklir untuk pendidikan, yaitu Prancis, Amerika Serikat, Korea Selatan, dan Indonesia," kata Ketua Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir (STTN) dan Plt Kepala Pusat Sains dan Teknologi  Akselelator (PSTA) BATAN, Edy Giri Rachman Putera, Senin (1/4). 

Untuk meningkatkan kapasitas pendidikan pihaknya bekerja sama dengan Internationaly Agency, disingkat IAEA.

Pembangunan internet laboratory, lanjut dia, penting agar reaktor Kartini bisa digunakan lebih luas. Dengan teknologi informasi, perguruan tinggi  lain yang hendak menggunakan reaktor Kartini untuk penelitian tidak perlu  sampai ke Jojga, tapi bisa pembelajaran lewat jarak jauh.

"Nantinya diharapkan bisa digunakan sampai lingkup Indonesia, bahkan lingkup regional ASEAN," kata Edy di Auditorium STTN, Jl. Babarsari, Yogyakarta.

Dalam kesempatan tersebut, Edy juga menyampaikan, berbagai layanan PSTA dan STTN, antara lain penyelenggaraan pendidikan diploma 4, kunjungan fasilias, pengujian sampel dan analisisnya, dan pemanfaatan fasilitas laboratorium. 

 

Baca juga: Inovasi Nuklir Batan Bantu Sembuhkan Pasien

 

Selama 2018, PSTA telah menerima pengujian sampel dari masyarakat sebanyak 773 kali, sebanyak 2307 orang telah berkunjung ke fasilitas nuklir Yogyakarta, dan 30 kali memberikan layanan pengujian kesesuaian pesawat sinar X. Edy Giri menambahkan, pihaknya mencanangkan Zona Integritas Wilayah Bebas Korupsi (WBK) untuk kawasan nuklir Yogyakarta.

"Diharapkan semakin banyak masyarakat yang dapat memanfaatkan hasil litbang PSTA melalui kegiatan penelitian bersama baik untuk sesama lembaga litbang maupun Perguruan Tinggi," tuturnya. 

"Selain itu juga jasa layanan PSTA dan STTN dapat dimanfaatkan lebih luas oleh seluruh lapisan masyarakat, yang pada akhirnya dapat memberikan layanan terkait IPTEK Nuklir yang mampu menjawab kebutuhan masyarakat sebagai bentuk hilirisasi dari kegiatan litbang IPTEK Nuklir di Indonesia," harap Edy. 

Saat ini, yang memanfaatkan Batan, 70% dari instansi pemerintah dan 30% dari swasta.

Deputi Bidang Sains dan Aplikasi Teknologi Nuklir (SATN), Efrizon Umar berpesan agar kegiatan penelitian yang dilakukan BATAN harus mengikuti perkembangan zaman. Kegiatan penelitian juga diharapkan mempunyai orientasi kepada kebutuhan pelanggan/masyarakat.

"Kegiatan riset harus mengantisipasi adanya perubahan zaman yang dirasa sangat cepat. Selain itu kegitan riset harus ada akhirnya sesuai dengan target yang telah ditetapkan," kata Efrizon.

Hal penting yang perlu diperhatikan menurut Efrizon, adalah setiap kegiatan penelitian harus selalu menyertakan analisis terhadap kebutuhan stakeholdernya. Dengan demikian semua hasil penelitian Batan dapat dimanfaatkan oleh para stakeholder dan masyarakat pada umumnya. (OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya