Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Bandara Ngurah Rai Pantau Perkembangan Abu Gunung Agung

Arnoldus Dhae
29/3/2019 15:05
Bandara Ngurah Rai Pantau Perkembangan Abu Gunung Agung
Bandara Ngurah Rai(ANTARA/Fikri Yusuf)

BANDAR Udara Internasional Ngurah Rai terus memantau perkembangan aktivitas Gunung Agung, terutama arah angin yang membawa abu vulkanik menuju bandara.

General Manajer PT Angkasa Pura Ngurah Rai Haruman Sulaksono mengatakan pihaknya selalu berkoordinasi dengan seluruh stakeholder seperti AirNav, BMKG, serta Otoritas Bandara.

"Seperti kejadian tadi malam. Ada informasi Gunung Agung erupsi. Kami melakukan paper test setiap saat, per jam. Paper test untuk mengetahui apakah semburan erupsi itu akan sampai di wilayah bandar udara atau tidak. Apabila itu terjadi, kita akan melakukan langkah-langkah agar tidak mengganggu kegiatan penerbangan di Bandar Udara Ngurah Rai," ujarnya di Denpasar, Jumat (29/3).

Selama ini, Bandara Ngurah Rai terus memantau perkembangan erupsi Gunung Agung. Koordinasi dengan AirNav, Otban, BMKG dan PVMBG terus dilakukan. Beruntungnya, kondisi saat ini masih aman dan terkendali. Operasional bandara sama sekali tidak terganggu karena sebaran abu tidak sampai di ruang udara Bandara Ngurah Rai.

Haruman mengakui pihak terus memantau perkembangan erupsi. Salah satunya dengan melakukan paper test, kemudian dilanjutkan dengan koordinasi antarstakeholder.

"Koordinasi dengan stakeholder khususnya otoritas Bandar Udara, air navigasi dan metrologi untuk bersama-sama memonitor progres. Setiap perkembangan pada kondisi tersebut dilaporkan kepada pimpinan yang lebih tinggi," imbuhnya.

Seperti diketahui, Kamis (28/3) malam sekitar pukul 18.25 Wita terjadi erupsi Gunung Agung yang cukup dahsyat. Erupsi tersebut terekam dalam seismogram dengan amplitudo 25 milimeter dan durasi 2 menit 32 detik. Pos pantau pengamatan Gunung Api di Rendang membenarkan adanya erupsi. Namun dijelaskan, jenis erupsi tersebut merupakan fenomena alam biasa.

Masyarakat diminta tetap tenang dan waspada, ikuti arahan petugas yang ada. Radius zona bahaya belum berubah yakni 4 kilometer dan status Gunung Agung juga belum berubah yakni di level 3 Siaga. Jenis erupsinya adalah erupsi magmatik eksplosif berskala kecil.

Baca juga: 50 KK Pindah ke Tempat Aman akibat Erupsi Gunung Agung

Sekalipun merupakan fenomena biasa, namun erupsi mengakibatkan terjadinya hujan abu. Berdasarkan laporan petugas di lapangan, abu bergerak ke arah selatan dan barat daya, sehingga beberapa desa dan bahkan satu kecamatan yakni Kecamatan Kubu sudah terpapar hujan abu.

Kesaksian warga di beberapa titik mengatakan terdengar ledakan satu kali yang cukup besar di puncak kawah. Akibat ledakan itu, sekitar 20 kepala keluarga dari Desa Ban, Kecamatan Kubu, sudah mengungsi ke kantor desa untuk mencari tempat lebih aman dan mudah mobilitasnya.

"Sebenarnya masyarakat bergerak menuju Kantor Desa Ban, untuk menghindari hujan abu. Kami tegaskan, warga tidak perlu panik. Dengarkan arahan petugas dan semuanya pasti teratasi," ujar Kepala BPBD Bali I Made Rentin.

Petugas pun terus berupaya menenangkan warga yang panik bergerak ke kantor desa. Sampai saat ini, pihak BPBD belum menerima informasi kenaikan status atau radius zona bahaya dari otoritas berwenang. Artinya, semuanya masih bisa dikendalikan.

Karena itu, masyarakat minta agar warga tetap tenang dan ikuti arahan petugas. Ia juga meminta masyarakat tidak mudah percaya dengan informasi dari pihak tidak resmi, dari lembaga yang tidak resmi, supaya tidak menimbulkan keresahan di masyarakat.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya