Headline

Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.

Fokus

Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.

Mendikbud Minta Sanksi Kasus Pengeroyokan Pro Masa Depan Anak

Bayu Anggoro
21/2/2019 14:25
Mendikbud Minta Sanksi Kasus Pengeroyokan Pro Masa Depan Anak
(MI/Bayu Anggoro)

UNSUR sekolah dan orangtua harus serius dalam menerapkan pendidikan karakter untuk memastikan siswa memiliki kualitas yang baik. Aspek yang terkait penguatannya harus benar-benar diperhatikan agar tidak ada persoalan yang melibatkan siswa di kemudian hari.

Hal ini diungkapkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy saat mengomentari adanya santri di Sumatra Barat yang meninggal dunia akibat dikeroyok santri lainnya.

"Saya mengimbau sekolah, wali murid, guru, siswa, supaya betul-betul memerhatikan aspek-aspek yang berkaitan dengan karakter, sesuai program penguatan karakater, sekolah wajib menerapkan," katanya usai mengunjungi Sekolah Dasar Islam Terpadu Persis, Bandung, Kamis (21/2).

Jika penguatan pendidikan karakter diberikan kepada siswa dengan baik, dia meyakini mampu menciptakan generasi penerus yang baik juga.

"Karakter anak didik kita pasti sesuai dengan yang diharapkan," katanya.

Meski begitu, dia mengakui persoalan seperti yang dialami santri di Sumatra Barat bisa saja terjadi meski masing-masing pihak sudah  menjalankan tugasnya dengan baik. Hal ini tidak terlepas dari banyaknya jumlah siswa yang harus diawasi.

"Kita ini punya siswa ada 45 juta, dari SD sampai SMA/SMK. Itu di luar PAUD," katanya.

Dengan jumlah populasi yang besar, kata dia, pengawasan terhadap anak didik akan menjadi lebih sulit.

"Pasti tidak semuanya bisa dikontrol dengan baik, harus kita akui, terutama sekolah swasta," katanya.

 

Baca juga: Muhadjir: Sekolah Boleh Pungut Biaya untuk Operasional Pendidikan

 

Disinggung proses hukum yang diterapkan kepada pelaku pengeroyokan di Sumatra Barat, Muhadjir berharap sanksi yang diberikan tidak mengenyampingkan kaidah-kaidah pendidikan karena pelaku masih kanak-kanak sehingga masa depannya harus tetap dijaga.

"Bagaimana pun nakalnya, mereka anak didik, harus dibentuk. Mereka tetap punya masa depan, jadi hukuman ke anak harus tetap dalam koridor pendidikan, jangan merusak masa depan dia," katanya.

Selain itu, dia mengimbau guru agar memberikan contoh yang baik kepada siswa. Terutama menyangkut kewibawaan mereka agar memiliki penghormatan yang baik dari para guru.

"Guru harus jadi panutan, tokoh teladan. Kalau tak memiliki teladan, kewibawaan, bagaimana siswa akan menghormati," katanya. (OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya