Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
KETUA Komisi A DPRD DIY, Eko Suwanto, meminta masyarakat tidak menyebarkan hoaks kebencanaan.
"Mari kita sama-sama melawan hoaks karena membahayakan dan meyakiti hati masyarakat," kata dia di Gedung DPRD DIY, Rabu (13/2) siang.
Di beberapa akun media sosial beredar video dan informasi hoaks terkait guguran erupsi Gunung Merapi.
Menurut dia, dengan kemajuan teknologi informasi saat ini masyarakat bisa memantau kondisi Merapi terkini lewat aplikasi Jogja Istimewa. Dalam aplikasi tersebut, masyarakat bisa memantau situasi Gunung Merapi dan tempat-tempat lain di DIY.
Selain itu, akun-akun media sosial seperti BPBD DIY, BPPTKG, dan BMKG juga sangat aktif dalam menyampaikan informasi terkait potensi bencana dan peristiwa bencana yang terjadi. Dengan demikian, masyarakat dapat mengakses informasi secara tepat, akurat, dan dapat dipertanggungjawabkan.
Baca juga: Beredar Video Bendungan Katulampa Siaga 1, Bima Arya: Jangan Percaya Hoaks
Eko mengatakan, dalam waktu dekat pihaknya akan mengundang Badan Pendanggulangan Bencana Daerah DIY, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta, dan instansi terkait untuk membahas mempersiapkan masyarakat dalam mendukung penanggulangan bencana, terutama di lereng Gunung Merapi, termasuk kesiapan logistik.
Sementara itu, informasi dari BPPTKG menyebutkan, pada Rabu (13/2) periode 06.00-12.00 WIB, berdasarkan data seismik, jumlah guguran 16 kali dengan durasi 13-65 detik.
Guguran teramati sebanyak empat kali, yaitu 1 guguran ke arah timur laut dan 3 guguran ke arah tenggara (hulu Kali Gendol) dengan jarak luncur 50-600 m. Status Gunung Merapi tetap dipertahankan pada level waspada. (OL-3)
Survei dari platform layanan akomodasi RedDoorz menunjukkan bahwa berlibur ke luar kota lebih diminati dibandingkan dengan staycation,
"Awan panas guguran tercatat di seismogram dengan amplitudo 33 dan durasi 155 detik," kata dia.
Ketiga Cagar Biosfer tersebut adalah Cagar Biosfer Bunaken Tangkoko Minahasa, Cagar Biosfer Karimunjawa Jepara Muria dan Cagar Biosfer Merapi Merbabu Menoreh.
Kemunculan awan tersebut tidak terkait dengan pertanda akan terjadinya bencana. Namun, awan ini berbahaya bagi aktivitas penerbangan karena bisa mengakibatkan turbulensi.
Dengan kenaikan status ke Siaga, pengungsian terbatas bagi kelompok rentan kami lakukan, sesuai rekomendasi yang berada dalam radius bahaya 5 kilometer dari puncak gunung.
Lokasi pengungsian rawan menjadi kluster covid-19.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved