Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
PENGUSAHA logistik belum lama ini mengeluhkan mahalnya tarif tol untuk operasional jasa distribusi mereka. Menanggapi hal tersebut, operator Jalan Tol Jasa Marga menyatakan penggunaan talan tol merupakan opsi bagi para pengusaha logistis.
Head of Corporate Finance Jasa Marga Eka Setya Adrianto mengatakan penerapan tarif untuk untuk lalu lintas kendaraan termasuk truk telah mereka hitung sebelumnya berdasarkan tander ini itu.
"Jadi itu pilihan kalau mereka merasa mahal maka lewat luar kalau merasa advantage lewat dalam (tol)," ujar Eka dalam sebuah diskusi di Jakarta, Kamis (7/2).
Menurut Eko, pihaknya tetap melihat dengan tersambungnya jalur tol dari Merak hingga Surabaya berdampak pada penurunan waktu tempuh yang signifikan.
"Mungkin pemakai jalan bayar tarif. Tapi kalau dia dapat revenue dari dua kali lipat karna bisa bolak balik lebih cepat karena pengurangan time travel itu maka dia bisa di balancing costnya, sehingga jasa logistik tetap untung," katanya.
Baca juga: Tarif Tol Trans Jawa Terlalu Mahal untuk Jasa Logistik
Jasa Marga juga menekankan selalu mengkaji keseimbangan antara biaya dan kebutuhan pengguna jalan serta investor.
"Kami ingin menjaga apa yang sudah di investasikan pemegang saham tetep returnnya optimal jadi kita berdiri di dua kaki nih," ungkapnya.
Skema perubahan tarif, kata dia, mungkin saja asal caping konsesi diperpanjang, sehingga imbal hasil dari operasional jalan tol tetap terjaga. Namun belum tentu semua ruas tol bisa diperlakukan sama.
"Kami ikuti saja dan kajian sedang berlangsung, termasuk rencana integrasi. Tapi kami menerima masukkan dari pengguna jalan. Kami jadikan itu catatan. Penentuan tarif juga telah melalui proses survei kemampuan membayar," jelas Eka.
Sebelumnya sejumlah pengusaha logistik mengeluhkan mahalnya biaya yang harus dikeluarkan untuk menunjang bisnis mereka. Tarif jalan tol serta kargo pesawat saat ini dinilai membuat ongkos yang harus mereka keluarkan terlalu besar.
Wakil Ketua Umum Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) Mahendra Rianto mengatakan, untuk melalui tol Trans Jawa, diperlukan biaya total memcapai Rp1,3 juta. Sementara kemampuan daya beli dari pelanggan jasa logistik tidak naik.
"Kami itu seperti di sandwich sebagai penyedia jasa logistik, tidak bisa menaikkan harga seenak-enaknya kepada customer karena sudah kontrak logistik. Yang boleh mengubah tarif kami adalah bbm yang naik atau umr yang naik, selebihnya tidak," ujar Mahendra di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Rabu (6/2).
Mereka menginginkan setidaknya untuk biaya tol, bisa turun 50%. Sebab terbangunnya jalan tol, tidak terlalu berpengaruh terhadap inventori mereka. Biaya jasa logistik darat berkontribusi sebesar 39% total biaya distribusi.
Masalah lainnya juga terdapat pada sistem yang tidak tersambung secara langsung antar moda logistik, dari udara laut dan udara.
"Inventori di customer kita di Semarang maupun di Surabaya tidak terpengaruh banyak bila beda jasa logistik bedanya 4-6 jam. Daripada lewat tol, lebih baik kami lewat Pantura saja. Pantura kosong sekarang," tukas Mahendra. (OL-3)
Ponsel merek vivo, tipe Y20 terbakar di apron parkir Bandara Internasional Hong Kong pada 11 April.
Bisnis sektor kargo udara cukup potensial saat situasi pandemi maupun pascapandemi.
"Kebijakan pemerintah untuk tetap mengoptimalkan peran pelayaran nasional untuk melayani angkutan domestik sangat positif."
Potensi ekspor salah satunya pada produk makanan laut masih sangat besar.
PEMERINTAH berencana menurunkan tarif batas atas tiket pesawat sekitar 15%.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan bahwa pihaknya akan mengevaluasi tarif batas atas tiket pesawat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved