Headline
Bansos harus menjadi pilihan terakhir.
SERANGAN penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah (Jateng) dalam sepekan terakhir mengalami peningkatan cukup signifikan hingga dua kali lipat.
Para pasien menjalani perawatan di puskesmas dan RS setempat. Bahkan saat ini, di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Brebes, jumlah pasien DBD membeludak dan mereka terpaksa dititipkan di bangsal-bangsal lain, selain bangsal anak yang biasa untuk perawatan pasien DBD.
Pemantauan di RSUD Brebes Rabu (6/1), banyak warga mengantre untuk mendaftarkan anak atau keluarga mereka yang terserang penyakit DBD untuk menjalani perawatan di RS tersebesar di Kabupaten Brebes tersebut.
Salah satu orang tua pasien, Santoso, warga Desa Pesantunan, Kecamatan Wanasari, Brebes, mengaku kalau anaknya yang bernama Cahya Umulasmi, 10, sudah menjalani perawatan selama lima hari.
"Sebelumya kondisi badan anak saya mengalami panas tinggi dan sudah dibawa ke puskesmas dekat desa saya. Tapi, karena panasnya tidak turun turun, akhirnya oleh pihak puskesmas dirujuk ke RSUD Brebes." ujar Santoso.
Wakil Direktur RSUD Brebes, Chaerudin, menuturkan jumlah pasien DBD yang menjalani perawatan semuanya ada 61 orang. Namun, karena di bangsal anak kapasitasnya 53 maka selebihnya dititipkan di bangsal bangsal selain bangsal anak yang biasa untuk perwatan penyakit DBD.
"Ya termasuk bangsal Teratai, bedah, THT, dan bangsal lainnya. Tapi, mereka tetap dipisahkan dari pasien penyakit selain demam berdarah," terang Chaerudin.
Baca juga: Terserang DBD, Bocah di Brebes Meninggal
Menurut Chaerudin, biasanya setiap Februari jumlah pasien DBD masih akan ada peningkatan. Dia menambahkan sesuai data selama Januari 2019 saja ada 36 kasus penyakit DBD yang menjalani perawatan di RSUD brebes, dan yang meninggal ada 2 orang.
"Memang peningkatan hampir dua kali lipat sekarang jumlahnya 61 pasien," jelasnya.
Sebelumnya sepanjang Januari 2019, data dari Dinas Kesehatan Brebes, tercatat 62 penderita DBD dan sebanyak 37 orang atau 60% diantaranya kalangan pelajar, sedangkan yang meninggal dunia tujuh orang. (OL-7)
Tomat bukan hanya pelengkap masakan, melainkan juga menyimpan segudang manfaat untuk kesehatan kulit dan jantung.
Penyakit Guillain-Barré Syndrome (GBS) kini sedang mengancam anak-anak Gaza. GBS sendiri adalah penyakit autoimun, artinya sistem kekebalan tubuh menyerang saraf perifer.
KURANG dari 12,5% masyarakat memperoleh layanan perawatan gigi. Fakta ini menjadi pengingat bahwa masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan.
Tomat diketahui mengandung sejumlah besar senyawa yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Mulai dari mendukung sistem kekebalan hingga melindungi penyakit serius.
Penyakit Respiratory Syncytial Virus (RSV) kini menjadi perhatian utama dunia kesehatan. Walau sering dianggap sebagai flu biasa, RSV menyimpan potensi bahaya serius.
Kelelahan yang tak kunjung membaik bisa menjadi tanda awal kanker otak. Kenali gejala lain seperti kejang, perubahan mood, dan gangguan memori.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved