Headline
Bansos harus menjadi pilihan terakhir.
KORBAN tewas akibat wabah demam berdarah dengue (DBD) di Nusa Tenggara Timur (NTT) bertambah. Sampai Kamis (31/1) sore, korban tewas telah mencapai 15 orang, sementara Rabu (30/1) kemarin jumlah korban 13 orang.
Penambahan dua korban tewas berasal dari Kabupaten Sumba Timur. Kini korban yang menjalani perawatan di kabupaten tersebut sebanyak 156 orang. Pasien DBD di Sumba Timur merupakan yang terbanyak ketiga setelah Manggarai Barat 321 orang dan Kota Kupang 245 orang.
"Sebelumnya, di Sumba Timur ada dua korban meninggal, hari ini bertambah dua orang menjadi empat orang," kata Kasie Bidang Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular Dinkes NTT Joyce Tibuludji, Kamis (31/1).
Baca juga: Ganjar Terkejut Jumlah Kasus DBD di Jateng
Jumlah korban yang dirawat di rumah sakit di seluruh kabupaten dan kota juga bertambah 87 orang menjadi 1.337 orang, dari jumlah sebelumnya 1.250 orang. Sebagian besar penderita sudah sembuh dan telah dipulangkan.
Kepala Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan NTT Damiana V Djahari menambahkan seluruh puskesmas di NTT siaga menanggulangi wabah DBD.
"Kami minta masyarakat melakukan pemberantasan sarang nyamuk di lingkungannya masing-masing," ujarnya.
Menurutnya, Dinas Kesehatan selalu memberikan sosialisasi tentang kewaspadaan dini penyakit seperti demam berdarah. Kini, peran masyarakat sangat dibutuhkan.(OL-5)
Jambu biji kaya vitamin C, quercetin, dan trombinol yang membantu meningkatkan trombosit dan mempercepat pemulihan pasien demam berdarah (DBD).
KEMENTERIAN Kesehatan (Kemenkes) RI merilis data terbaru mengenai tren kasus dan kematian akibat Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia sepanjang tahun 2025.
Dilansir dari laman Kementerian Kesehatan, pencegahan agar nyamuk tidak berkembang biak dapat dilakukan dengan menerapkan prinsip 3M Plus dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk.
MUSIM kemarau basah merupakan kondisi yang memungkinkan timbul dan merebaknya berbagai penyakit. Di antaranya seperti demam berdarah dengue (DBD), diare, dan leptospirosis.
"Nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus menjadi vektor utama. Keberadaan dan penyebarannya yang meluas menjadikan arbovirus sebagai ancaman serius,”
Sejumlah faktor turut memperparah penyebaran penyakit DBD yakni tingginya mobilitas penduduk, perubahan iklim, dan urbanisasi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved