Headline
Bansos harus menjadi pilihan terakhir.
JUMLAH warga Kabupaten Tuban, Jatim, yang terjangkit Demam Berdarah Dengue (DBD) sebanyak 149 penderita. Dari jumlah itu, sebanyak dua penderita di antaranya dinyatakan telah meninggal dunia.
Rata-rata para penderita DBD berusia anak. Meski demikian, hingga saat ini Pemkab belum meningkatkan status Kabupaten Tuban menjadi Kejadian Luar Biasa (KLB).
"Setelah kita konfirmasi dengan Dinas Kesehatan, jumlah penderita sampai hari ini 149 orang dan dua penderita meninggal," kata Kepala Bagian Humas dan Infokom Pemkab Tuban, Rahman Ubaid kepada Media Indonesia, Rabu (30/1) siang.
Para penderita, terang dia, rata-rata masih berusia anak. Menurut dia, para penderita itu sebagian dirawat di 20 Puskesmas dan sejumlah Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) serta RS swasta di kabupaten setempat.
Baca juga: Antisipasi DBD, Siswa di Bangka Gunakan Krim Antinyamuk
Meski jumlah warga yang terjangkit DBD sudah banyak, namun hingga saat ini Pemkab Tuban belum meningkatkan status wilayahnya menjadi KLB. Namun demikian, dalam upaya antisipasi sebaran daerah endemis, Pemkab Tuban telah melakukan sejumlah langkah.
Di antaranya, menggelorakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). Yakni, dengan pola 3 M atau menutup tempat penampungan air, memanfaatkan atau mengubur barang bekas dan menguras bak mandi minimal sekali dalam seminggu.
Pemkab melalui Dinas Kesehatan, juga menindaklanjuti dengan penyemprotan atau fogging untuk pemberantasan sarang nyamuk dewasa dengan radius 100 meter, jika ditemukan ada penderita. Hal ini dilakukan untuk memutus sebaran virus pada warga lainnya.
Selain itu, Pemkab juga telah mengeluarkan instruksi pada 20 Puskesmas agar segera memberikan pelayanan yang optimal pada warga yang terjangkit virus DBD. Sebab, bila nyamuk dewasa menggigit penderita akan bisa menularkan pada orang sehat.
"Puskesmas di seluruh Tuban sudah siap memberikan memberikan pertolongan dengan segera bila ada penderita," pungkasnya. (OL-3)
Jambu biji kaya vitamin C, quercetin, dan trombinol yang membantu meningkatkan trombosit dan mempercepat pemulihan pasien demam berdarah (DBD).
KEMENTERIAN Kesehatan (Kemenkes) RI merilis data terbaru mengenai tren kasus dan kematian akibat Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia sepanjang tahun 2025.
Dilansir dari laman Kementerian Kesehatan, pencegahan agar nyamuk tidak berkembang biak dapat dilakukan dengan menerapkan prinsip 3M Plus dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk.
MUSIM kemarau basah merupakan kondisi yang memungkinkan timbul dan merebaknya berbagai penyakit. Di antaranya seperti demam berdarah dengue (DBD), diare, dan leptospirosis.
"Nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus menjadi vektor utama. Keberadaan dan penyebarannya yang meluas menjadikan arbovirus sebagai ancaman serius,”
Sejumlah faktor turut memperparah penyebaran penyakit DBD yakni tingginya mobilitas penduduk, perubahan iklim, dan urbanisasi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved