Headline
Bansos harus menjadi pilihan terakhir.
UNTUK mengantisipasi penyebaran deman berdarah dengue (DBD) di sekolah, sejumlah sekolah di Kabupaten Bangka Provinsi Bangka Belitung (Babel) mengizinkan siswanya menggunakan krim antinyamuk saat jam belajar.
Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Bangka, Padli, mengatakan pihaknya sudah mengeluarkan imbauan ke seluruh sekolah mulai dari SD hingga SMP mengantisipasi penyebaran DBD.
"Bentuk antisipasi, kita minta sekolah jaga kebersihan, lakukan fogging," kata Padli, Rabu (30/1).
Ia menyebutkan, ada juga beberapa sekolah SD di Bangka siswanya menggunakan antinyamuk saat jam belajar untuk mengantisipasi DBD.
"Ada beberapa SD, atas inisiatif gurunya, siswa dipersilakan menggunakan Autan (antinyamuk), tapi ini bukan keharusan, sekali lagi hanya inisiatif guru," ungkap dia.
Baca juga: Jumlah Pasien DBD di RSUD Sayang Cianjur Melonjak
Sementara, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bangka Belitung (Babel), Mulyono Susanto, mengatakan Gubernur Babel sudah mengeluarkan edaran tentang kewaspadaan penyebaran DBD kepada Bupati dan Wali Kota se-Babel pada September 2018 lalu.
"Edaran sudah lama, dan selalu kita lakukan evaluasi setiap bulan," kata Mulyono.
Selain itu, Mulyono menyebutkan, Dinkes se-Babel juga sudah mewaspadai penyebaran DBD di tempat umum seperti Sekolah, pesantren, tempat ibadah dan tempat-tempat lainya.
Pihaknya saat ini, menurut Mulyono, menggalakkan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).
"PSN dapat dilakukan dengan cara menguras bak atau tempat penampungan air minimal tiga kali sehari," ungkap dia.
Selain itu ada juga program satu rumah satu Jumantik (Juru Pemantau Jentik) untuk menggalakkan program PSN. Kita utamakan PSN daripada fogging.
"Fogging kita lakukan apabila dalam satu daerah ada ditemukan DBD dan tidak hanya satu orang, kemudian ditemukan jentik. Kita tetap utamakan PSN," tuturnya. (OL-3)
Jambu biji kaya vitamin C, quercetin, dan trombinol yang membantu meningkatkan trombosit dan mempercepat pemulihan pasien demam berdarah (DBD).
KEMENTERIAN Kesehatan (Kemenkes) RI merilis data terbaru mengenai tren kasus dan kematian akibat Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia sepanjang tahun 2025.
Dilansir dari laman Kementerian Kesehatan, pencegahan agar nyamuk tidak berkembang biak dapat dilakukan dengan menerapkan prinsip 3M Plus dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk.
MUSIM kemarau basah merupakan kondisi yang memungkinkan timbul dan merebaknya berbagai penyakit. Di antaranya seperti demam berdarah dengue (DBD), diare, dan leptospirosis.
"Nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus menjadi vektor utama. Keberadaan dan penyebarannya yang meluas menjadikan arbovirus sebagai ancaman serius,”
Sejumlah faktor turut memperparah penyebaran penyakit DBD yakni tingginya mobilitas penduduk, perubahan iklim, dan urbanisasi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved