Headline

Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.

Fokus

Pasukan Putih menyasar pasien dengan ketergantungan berat

Pasien DBD di RSUD Sekarwangi Cibadak Meninggal Dunia

Benny Bastiandy
25/1/2019 16:30
Pasien DBD di RSUD Sekarwangi Cibadak Meninggal Dunia
(Ilustrasi)

PASIEN demam berdarah dengue (DBD) yang sedang mendapat perawatan di RSUD Sekarwangi, Cibadak, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, meninggal dunia. Ironisnya, pasien yang diketahui bernama Siti Nurmilah itu sedang mengandung.

"Adik saya dua hari dirawat di RSUD Sekarwangi Cibadak. Pada Rabu (23/1) sekitar pukul 13.00 WIB, saat dalam perawatan, adik saya meninggal dunia," kata Yana, 35, kakak almarhum, kepada wartawan, Jumat (25/1).

Almarhumah tercatat sebagai warga Kampung Cijolang RT 10/03, Desa Cibuntu, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi. Sebelum dirawat di RSUD Sekarwangi Cibadak, almarhumah sempat dirawat di RSUD Palabuhanratu Senin (21/1).

Almarhumah merupakan pasien rujukan dari Puskesmas Simpenan. Namun tim medis RSUD Palabuhanratu mengaku tak sanggup merawat karena kondisi almarhumah sedang hamil tua. 

Siti akhirnya dirujuk ke RSUD Sekarwangi Cibadak. Kabarnya, bayi dalam kandungan lebih dulu meninggal dunia.

"Adik saya baru diketahui terjangkit DBD setelah dicek darah. Dokter di RSUD Sekarwangi mengatakan pada keluarga bahwa kondisi tubuh almarhumah tak stabil akibat DBD," terang Yana.

 

Baca juga: Tak Ada Lonjakan Kasus DBD di DIY yang sebabkan KLB

 

Saat ini keluarga almarhumah mulai dihantui kekhawatir bakal terjadinya penyebaran kasus DBD. Mereka berharap Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi melakukan pencegahan penyebaran DBD. Apalagi dalam kondisi cuaca ekstrem saat ini yang dibarengi tingginya intensitas curah hujan.

"Harus ada pencegahan DBD di wilayah kami. Jangan ada lagi korban lainnya yang terjangkit DBD," pungkasnya.

Sementara itu Dinas Kesehatan Kota Sukabumi menggalakkan program Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik (G1R1J). Langkah itu dilakukan sebagai bentuk antisipasi penyebaran DBD yang sekarang mulai marak.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kota Sukabumi, Lulis Delawati, mengatakan program G1R1J merupakan upaya mengawal setiap keluarga agar tidak terjangkit wabah DBD. Selama ini, kata Lulis, petugas Jumantik hanya melibatkan kader dan petugas puskesmas.

"Program ini nantinya setiap keluarga akan jadi Jumatik," kata Lulis, Jumat (25/1).

Lulis menerangkan, program G1R1J ini akan dilaksanakan di seluruh
kecamatan. Intinya, jelas Lulis, tugas yang dilakukan mereka nanti yakni memantau, memeriksa, memberantas jentik, dan melakukan PSN di masing-masing rumah.

"Jadi ada pelibatan keluarga dalam pemberantasan jentik dan sarang nyamuk melalui kegiatan 3M Plus," tandasnya. (OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik