Headline

Bansos harus menjadi pilihan terakhir.

Temukan 99 Kasus DBD, Pemda Minta Berantas Sarang Nyamuk

Dwi Apriani
25/1/2019 11:00
Temukan 99 Kasus DBD, Pemda Minta Berantas Sarang Nyamuk
Petugas melakukan penyemprotan fogging di perumahan warga kawasan Pejaten Barat, Jakarta Selatan, Senin (21/1).(Ilustrasi -- MI/ BARY FATHAHILAH)

PEMERINTAH Kota Palembang berkomitmen menurunkan angka kasus penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di wilayahnya. Sebab berdasarkan data Dinas Kesehatan kota Palembang bulan Januari dan Febuari adalah puncak kasus ditemukannya DBD.

Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM), Yudhi Setiawan mengatakan hingga saat ini jumlah kasus DBD per 23 Januari 2019 sudah mencapai 99 kasus. 

"Berdasarkan data yang kita punya per 23 Januari kemarin yakni 99 kasus. Ini data yang kita dapatkan laporan dari rumah sakit," ujarnya.

Ia mengatakan dibandingkan periode yang sama ditahun lalu, jumlah kasus pada tahun 2018 yakni 63 kasus.

"Jika dibandingkan bulan yang sama tahun lalu, januari tahun ini jelas ada peningkatan," ujarnya.

Dikatakannya, memang memasuki bulan Januari hingga Febuari berdasarkan catatan Dinkes semenjak tahun 2015 kasus DBD memang banyak terjadi di awal tahun. 

"Tahun 2018 lalu total jumlah kasus DBD yakni sebanyak 642 kasus," jelasnya.

Baca juga: Waspadai Penyebaran DBD di Sekolah

Yudhi mengatakan pihaknya akan telah membentuk tim untuk mendata dan mendatangi rumah sakit secara langsung untuk mendata penderita DBD ini.

"Tapi masyarakat jangan khawatir karena semua bisa dicegah asalkan kita melakukan pemberantasan sarang nyamuk atau PSN," kata dia.

Ia mengatakan PSN adalah langkah pertama untuk mencegah DBD ini. Di antaranya yakni dengan cara membersihkan tempat penampungan air, menutup rapat tempat penampungan air, menyingkirkan atau mendaur ulang tempat-tempat yang berpotensi jadi sarang jentik nyamuk.

Pihaknya juga akan terus melakukan sosialisasi kepada warga untuk memberantas nyamuk ini. 

"Jika anak demam selama dua hari tak turun segera bawa ke rumah sakit. Karena banyak kasus diketahui setelah berhari-hari dan ini sangat berbahaya jika tak ditangani secara langsung," bebernya.

Ia menjelaskan, nyamuk Aides Agepty ini juga suka di air bersih dan tergenang. Seperti di air kamar mandi, di tempayan, tatakan dispenser, vas bunga, tempat penampungan air.

"Fooging juga telah kita lakukan hampir di 50an titik di kota Palembang untuk membasmi nyamuk aides ini," kata dia. 

Diakuinya, fogging ini terus dilakukan selama permintaan dan rekomendasi dari rumah sakit untuk melakukan fogging.

"Jika dilakukan jika ada atay diyakini nyamuk aides agepty. Dari mana kita bisa tahu ya dari rumah sakit yang menangani adanya pasien DBD," jelasnya.

Selain itu, pihaknya juga telah memberikan larvasida ke 41 Puskesmas yang ada di kota Palembang guna mencegah bahaya DBD ini.

"Larvasida ini sudah kita distribusikan ke puskesmas. Masyarakat bisa meminta secara gratis," ungkapnya.

Direktur Utama RSUD Bari, Makiani Qolyubi mengatakan untuk di RSUD Bari kasus DBD belum terlihat peningkatanya.

"Kalau peningkatan kita belum ada karena biasanya penanganan banyak di rumah sakit tipe C," jelasnya. 

Ia menjelaskan per 23 januari jumlah kasus DBD yakni sebanyak 39 kasus. Dan bulan Desember 2018 lalu hanya 35 kasus. (OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya