Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
SEBAGAI upaya mengatasi banjir yang terjadi di Palembang serta wilayah lainnya, Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) langsung melakukan pemetaan daerah rawan bencana.
Gubernur Sumsel Herman Deru mengatakan, saat ini pihaknya masih melaksanakan pemetaan wilayah rawan bencana.
Selain Palembang, Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan, Musirawas, OKU, Muratara, Ogan Komering Ilir dan OKU Timur masuk dalam radar pengawasan pihaknya yang dinilai rawan dan langganan bencana banjir dan longsor.
"Saat ini kita sudah lakukan koordinasi dengan instansi terkait lainnya," kata Herman Deru.
Baca juga : BNPB Sebut 5.825 Jiwa Terdampak Banjir di Sulsel
Tidak hanya itu, ia pun mengintruksikan semua intansi untuk menyiagakan alat berat di lokasi rawan bencana, menyiapkan sarana dan fasilitas yang membantu dalam upaya penanganan bencana seperti perahu karet dan sebagainya.
Termasuk juga meminta instansi untuk segera mengucurkan bantuan logistik seperti makanan dan sebagainya untuk korban yang terdampak bencana.
"Kita sudah meminta kepada pemerintah Kabupaten dan Kota untuk siaga dalam antisipasi bencana ini," tandasnya.(DW)
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, mengatakan bahwa gempa bumi dirasakan warga Kabupaten Probolinggo, Provinsi Jawa Timur pada Jumat (18/7).
Banjir, kebakaran, angin kencang, gelombang pasang, dan tanah longsor bukan hanya mengancam keselamatan manusia, tapi juga menghambat pembangunan dan menimbulkan kerugian ekonomi besar.
MEMPERINGATI Hari Logistik Nasional 2025, Lion Parcel menyoroti peran kurir sebagai garda terdepan dalam menghubungkan Indonesia melalui pengiriman barang, termasuk di wilayah timur Indonesia dengan akses yang menantang.
BNPB mencatat 18 kejadian bencana di berbagai wilayah Indonesia dalam kurun waktu 24 jam sejak Selasa (24/6) pukul 07.00 WIB hingga Rabu (25/6) pukul 07.00 WIB.
TANTANGAN dalam mengatasi dan melakukan mitigasi bencana di dunia saat ini disebut semakin kompleks. Berbagai isu global seperti perubahan iklim hingga tekanan urbanisasi menjadi pemicunya.
Cakupan perlindungan asuransi belum mampu mengimbangi besarnya potensi kerugian. Hal itu mengakibatkan semakin banyak pihak yang kurang atau tidak terlindungi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved