Headline
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
DALAM beberapa hari terakhir, publik ramai menelusuri siapa sosok di balik kepemilikan Taman Safari Indonesia. Rasa penasaran ini melonjak setelah viralnya pengakuan dari sejumlah mantan pemain sirkus yang mengungkap pengalaman kelam mereka selama menjadi bagian dari Oriental Circus Indonesia.
Melalui laporan resmi kepada Kementerian Hukum dan HAM, para eks anggota sirkus tersebut menyampaikan bahwa mereka pernah mengalami berbagai bentuk kekerasan, eksploitasi secara ekonomi, hingga tindakan yang dinilai tak manusiawi selama bekerja. Mereka bahkan menyebutkan bahwa sebagian dari peristiwa tersebut terjadi saat mereka tampil di area yang terafiliasi dengan Taman Safari.
Taman Safari Indonesia dikenal sebagai destinasi wisata edukatif bertema satwa liar dengan jaringan taman yang tersebar di berbagai daerah, seperti Taman Safari Bogor, Bali Safari & Marine Park, serta Batang Dolphin Center. Di balik kesuksesan besar tersebut, terdapat nama-nama dari keluarga Manansang yang memegang peranan penting dalam kepemilikan dan pengelolaan taman ini.
Empat figur yang kini jadi perhatian publik antara lain:
Hadi Manansang
Jansen Manansang
Frans Manansang
Tony Sumampau
Keempat tokoh ini disebut-sebut memiliki kontribusi besar dalam membesarkan dan mengembangkan Taman Safari Indonesia hingga menjadi ikon pariwisata nasional seperti sekarang.
Menanggapi ramainya pemberitaan dan tuduhan dari mantan pemain Oriental Circus, Tony Sumampau, salah satu pengelola utama Taman Safari Indonesia, menyampaikan pernyataan resmi melalui konferensi pers yang digelar di Cisarua, Bogor, pada Rabu, 17 April 2025.
Dalam keterangannya, Tony dengan tegas membantah semua tudingan yang diarahkan terhadap institusinya.
“Kalau memang kejadian itu benar, mengapa baru sekarang dilaporkan? Tahun 1997 saja sudah pernah ada laporan serupa,” ucap Tony dikutip dari Antara.
Ia juga menantang para pelapor untuk menunjukkan bukti-bukti yang kuat, sembari menegaskan bahwa pihaknya terbuka terhadap proses klarifikasi, bahkan siap menghadapi jalur hukum apabila diperlukan demi menyelesaikan isu ini secara transparan. (Ant/Z-10)
KEMENTERIAN HAM merekomendasikan pembentukan tim gabungan pencari fakta (TGPF) untuk mengusut tuntas kasus dugaan pelanggaran eksploitasi terhadap pemain Oriental Circus Indonesia (OCI).
Kementerian HAM menyampaikan hasil temuan tim pencari fakta atas laporan kasus pengaduan para mantan pemain Oriental Circus Indonesia (OCI).
KOMISIONER Komnas Perempuan Irwan Setiawan mengomentari perihal kasus dugaan penganiayaan terhadap pemain sirkus dari Oriental Circus Indonesia (OCI).
Gubernur Jabar Dedi Mulyadi berharap peristiwa dugaan kekerasan dan penganiayaan yang dialami pemain sirkus Oriental Circus Indonesia (OCI) diusut tuntas.
KOMISI Nasional Hak Asasi Manusia (HAM) telah mengeluarkan rekomendasi mengenai dugaan eksploitasi pemain sirkus di Oriental Circus Indonesia (OCI) yang pernah diterbitkan pada 1 April 1997
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved