Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
DUA tempat pembuangan akhir sampah (TPAS) di Kota Depok, Jawa Barat habis dilumat di jago merah, Jumat (27/10). Akibat kobaran api dan kepulan asap putih dari TPAS Jalan Bersama 2 Maryung, Kelurahan Limo dan TPAS Jalan Pitara, Kelurahan Depok, warga sekitar terkena batuk-batuk dan sesak nafas.
TPA yang terkepung api adalah TPAS Jalan Bersama 2 Meruyung, Kelurahan Limo, Kecamatan Limo dan TPAS Jalan Pitara, Kelurahan Depok, Kecamatan Pancoran Mas. Semua lahan sampah yang ada di kedua TPAS kini diamuk si jago merah.
Api di Jalan Bersama 2 Maryung, Kelurahan Limo diawali dari api yang membakar sampah di kawasan paling terendah dan menjalar ke seluruh area. Demikian halnya kebakaran yang terjadi di Jalan Pitara, Kelurahan Depok. Api juga diawali dari lahan sampah terendah.
Baca juga: Pemadam Kebakaran Australia Berjuang Mengendalikan Kebakaran Hutan Mematikan
Menurut Kepala Bidang Pengendalian Operasional Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kota Depok Deni Romulo Hutauruk, kejadian kebakaran sampah di Jalan Bersama 2 Meryung Kelurahan Limo terjadi pukul 13.40 WIB. Dan kebakaran sampah di Jalan Pitara Kelurahan Depok terjadi pukul 15.00 WIB.
Untuk memadampan kobaran api DPKP menerjunkan 3 mobil pemadam dengan personil 6 orang dan untuk pemadamam sampah di Jalan Pitara diterjunkan 2 pemadam dan 7 personil.
Baca juga: Dua Bulan Kebakaran Lahan di Desa Jungkal belum Kunjung Padam
Penanganan di dua lokasi difokuskan pada pemadaman api dimana peristiwa berdekatan dengan pemukiman. Ada 8 armada pemadam kebakaran yang diterjunkan.
"Sekarang api sudah mengecil cuma memang asap yang ditimbulkan kita tidak bisa atasi," ucap Deni.
Deni mengatakan rambatan api yang membakar kedua TPAS berada di bawah tumpukan sampah. Hal itu terindikasi dari asap berwarna putih yang mengepul.
"Kalau lihat asapnya, yang kami perkirakan di bawah tumpukan sampah ini masih ada bara karena akumulasi gas metannya itu ada di bawah. Namun tidak terlalu dalam karena tumpukan ini karakternya basah," kata Deni.
Penanganan kebakaran menjadi sangat lama dan sulit karena jalan ke lokasi sempit yang membuat armada pemadam kebakaran kesulitan menembus area. Luasnya area yang terbakar juga luas.
"Kesulitannya terutama karena area yang terbakar itu luas, kemudian angin kencang, dan sempitnya jalan," tutur Deni.
Deni mengatakan pihaknya tidak sampai meminta bantuan dari DPKP DKI dan Tangsel. " Kami masih bisa menangani langsung. Kalau tidak tertangani barulah upaya itu dilakukan. Jumlah armada kita masih cukup meski sampah yang terbakar sangat luas," tambahnya.
Deni mengaku, sangat khawatir banyaknya asap yang muncul akibat sampah yang terbakar.
"Saya merasa khawatir apinya sampai merambah ke ke pemukiman. Karenanya kami berupaya melakukan pemadaman dengan dibantu kelompok pecinta alam yang ada di sini," ucapnya.
Insiden ini, sambung Deni di duga terjadi karena puntung rokok pekerja. (Z-10)
Kepulan asap masih terlihat di sejumlah titik yang ada di lokasi pembuangan sampah. Untuk itu, petugas di lapangan masih melakukan monitoring siang dan malam.
Kepulan asap berdampak pada gangguan kesehatan ratusan warga, karena mereka harus menghirup asap setiap hari.
Di TPA Pasirsembung hanya tersisa lahan sekitar 8.000 meter persegi untuk menampung sampah
Pengangkutan sampah sudah dilakukan sambil penanganan kebakaran di lokasi.
Volume sampah di TPA Sumur Batu memang sudah overload. Ditambah, teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) yang sudah dicanangkan sejak 2015 belum juga maksimal.
DUA bulan lalu, Pemerintah Kota Depok sudah mengirimkan surat layang ke Pemerintah Provinsi Jawa Ba
BURUKNYA sistem pengelolaan sampah di Tempat Pembuangan Akhir Sampah Sumur Batu oleh Pemerintah Kota Bekasi berbuah bencana.
KOTA Depok, Jawa Barat darurat sampah. Dari 1.200 ton sampah yang dihasilkan oleh 1,2 juta penduduknya, hanya 200 ton yang bisa ditampung di TPA milik pemkot Depok.
Diketahui TPA Cipayung Kota Depok sudah tidak mampu menampung sampah sehingga perlu pemindahan sampah dilakukan segera.
PENJABAT Wali Kota Payakumbuh Jasman terus berupaya untuk mencari jalan keluar untuk menyelesaikan persoalan sampah yang ada di Kota Payakumbuh saat ini.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved