Luhut Sebut Jakarta Bakal kembali ke PPKM Level 3

Selamat Saragih
24/1/2022 15:15
Luhut Sebut Jakarta Bakal kembali ke PPKM Level 3
Warga berolahraga di jalur pedestrian Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, kemarin.( ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)

MENTERI Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi sekaligus Koordinator Penanganan PPKM wilayah Jawa dan Bali, Luhut Binsar Pandjaitan, mengungkapkan, Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di DKI Jakarta berpotensi masuk level 3.

"Teater perang pandemi yang terjadi di DKI Jakarta menyebabkan asesmen situasi provinsi tersebut masuk ke dalam (PPKM) Level 3," kata Luhut melalui keterangan pers virtual terkait Evaluasi PPKM, di Jakarta, Senin (24/1).

Luhut menambahkan, keputusan terkait level PPKM akan termuat di dalam Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) yang akan terbit pada hari ini.

Selain itu, lanjut Luhut, dalam melakukan asesmen level PPKM, pemerintah memperlakukan DKI Jakarta sebagai satu kesatuan dengan wilayah aglomerasi Jabodetabek.

"Secara aglomerasi, Jabodetabek saat ini masih pada level 2. Rincian terkait level PPKM dapat dilihat pada Inmendagri yang akan terbit hari ini," ungkapnya.

Dari sisi level PPKM, kata Luhut, terjadi peningkatan jumlah kabupaten dan kota yang masuk ke level 1. Sementara itu, berdasarkan data dari Google Mobility pada pekan ini, mulai terdapat tren penurunan mobilitas di Jawa dan Bali.

Baca juga: Covid-19 Alami Tren Kenaikan, BOR di Jakarta Meningkat 31%

Menurut Luhut, penurunan mobilitas di wilayah Jawa dan Bali kemungkinan akibat masyarakat mulai waspada terhadap gejala yang ditimbulkan oleh varian Omicron.

"Pemerintah dalam hal ini mengapresiasi langkah seluruh masyarakat yang mulai awas akan dampak Omicron ini dan mendorong masyarakat lainnya untuk juga mengurangi aktivitas luar ruang yang tidak diperlukan," ujarnya.

Luhut mengungkapkan, meski kasus varian Omicron meningkat, pemerintah tetap dalam kendali penuh menghadapi varian Omicron. Dia menambahkan, jumlah kasus konfirmasi dan aktif harian varian Omicron masih lebih rendah jika dibandingkan dengan kasus puncak varian Delta.

"Sejak varian Omicron ditemukan satu bulan yang lalu di Indonesia, hari ini belum terlihat tanda-tanda kenaikan kasus yang cukup eksponensial seperti yang terjadi di belahan negara yang lain. Saat ini juga posisi bed occupancy ratio (BOR) di Jawa-Bali jauh lebih baik bila dibandingkan dengan awal kenaikan varian Delta. Maka memberikan ruang yang lebar sebelum mencapai batas mengkhawatirkan 60 persen," ujarnya.

Selain itu, lanjutnya, pemerintah menilai kasus kematian harian akibat Covid-19 di seluruh wilayah Jawa dan Bali selama 14 hari terakhir masih pada tingkatan yang cukup rendah.

"Namun, sekali lagi pemerintah tetap waspada, terutama melihat angka reproduksi efektif mulai mengalami peningkatan. Saat ini angka RT di Jawa sudah mencapai 1 dan Bali sudah lebih dari 1," ungkap Luhut.

Menjawab pertanyaan wartawan, Luhut menyatakan,

kasus Omicron terus bertambah. Kalau masih mau hidup silakan ikuti imbauan pemerintah, jangan meremehkan aturan dalam penanggulangan Covid-19 versi Omicron.

Sebab, lanjutnya, nyawa taruhannya jika kita anggap remeh. Mari kita saling menjaga prokes 3 M antara satu orang dengan yang lainnya sama-sama proaktif. (OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akhmad Mustain
Berita Lainnya