Headline
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
SELAMA satu tahun terakhir, terdapat penambahan titik banjir dan luapan air baru di Kota dan Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Salah satu titik luapan air baru terjadi di wilayah Sungai Cijambe. Sejak awal 2020 hingga 2021, sejumlah kecamatan din Kota dan Kabupaten Bekasi dilanda banjir saat musim hujan dengan ketinggian air mencapai 30-150 cm.
Bersama dengan pemerintah daerah dan organisasi masyarakat, Project Management Office (PMO) Jabodetabek-punjur menyiapkan berbagai upaya solusi untuk mengatasinya.
PMO Jabodetabek-punjur, merupakan tim kerja di bawah Ketua Tim Koordinasi dan Tim Pelaksana Jabodetabek-punjur sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Presiden Nomor 60 Tahun 2020 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Jabodetabek-punjur.
PMO Jabodetabek-punjur diberikan tugas dan kewenangan untuk sinkronisasi program dan anggaran, inovasi, dan debottlenecking isu permasalahan perkotaan seperti banjir, sampah dan sanitasi, ketersediaan air bersih, kemacetan, kawasan kumuh dan bangunan ilegal, serta kebutuhan lahan pantai utara. Sungai Cijambe, merupakan bagian dari permasalahan banjir dan sampah yang mendapatkan perhatian secara khusus dari PMO Jabodetabek-punjur.
Direktur PMO Jabodetabek-punjur, Wisnubroto Sarosa menegaskan, berdasarkan laporan yang disampaikan oleh Forum Peduli Cijambe, banjir yang sebelumnya tidak pernah terjadi ini mengakibatkan terhambatnya akses lalu lintas, pemadaman listrik, terendamnya pemukiman warga, hingga memakan korban jiwa.
Banjir dan luapan air kemungkinan besar disebabkan oleh tingginya limpasan air akibat perubahan tutupan lahan yang cukup masif dalam beberapa tahun terakhir, banyaknya sampah yang menumpuk di hilir sungai, serta sedimentasi yang cukup tinggi di beberapa titik.
Untuk mengatasinya, PMO Jabodetabek-punjur bersama dengan instansi pemerintah terkait seperti BBWSCC Kementerian PUPERA, Pemerintah Daerah Kota Bekasi, Pemerintah Daerah Kabupaten Bekasi, serta masyarakat melalui Forum Peduli Cijambe (FPC), mulai melaksanakan beberapa program pengendalian banjir di Sungai Cijambe.
Baca juga : Cegah Kebakaran, Posko Pemadam Dibangun di Rutan Salemba
"Secara bertahap, dilakukan kegiatan pengangkatan sedimentasi, optimalisasi alur sungai, peninggian talud, penyelesaian masalah sampah, dan peningkatan kapasitas debit aliran pada crossing toll," katamya.
Pengurus FPC, Riza Musa mengatakan, pengangkatan sedimentasi telah dilakukan oleh Dinas Bina Marga dan Pengelolaan Sumberdaya Air Kabupaten Bekasi sejak Minggu (12/9). Sampai dengan Senin (20/9), pengangkatan sedimentasi telah dilakukan di segmen 1, yaitu kawasan 1 km dari titik nol.
Riza menambahkan, tanah sedimentasi ini nantinya akan diambil oleh pengembang untuk dijadikan bahan pembuatan tanggul. Target minggu ini pengangkatan sedimen akan selesai hingga titik nol, baru nanti akan dilanjut ke titik lainnya, ujarnya.
Bersamaan dengan pengangkatan sedimen di segmen 1 Sungai Cijambe, pada minggu ini Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bekasi juga menargetkan pemasangan trash net di tiga (3) titik di Sungai Cijambe. Tiga titik tersebut berlokasi di sekitar Perumahan Pondok Timur Indah (PTI), Kabupaten Bekasi.
Pemasangan trash net nantinya akan diikuti dengan pemasangan jaring apung yang akan dilakukan oleh masing-masing pengembang di area Sungai Cijambe. Trash net dan jaring apung yang akan dipasang tersebut diharapkan dapat membantu mengatasi permasalahan sampah di sungai Cijambe yang menjadi salah satu penyebab terjadinya banjir.
Selain pemasangan trash net, masyarakat juga akan berupaya untuk mengurangi sampah dan sedimentasi di Sungai Cijambe, dengan melakukan penertiban dan pengendalian kebun pisang milik warga yang ditanam di dangkalan sungai.
Dengan adanya dukungan dari pemerintah, serta partisipasi masyarakat melalui komunitas, diharapkan dapat mendorong terselesaikannya permasalahan banjir dan sampah di Sungai Cijambe, dan dapat menjadi contoh untuk penyelesaian permasalahan banjir dan sampai di sungai-sungai lainnya di wilayah Jabodetabek-punjur. (RO/OL-7)
Pada era modern saat ini, peradaban terbaik untuk Kabupaten Bekasi adalah mengembalikan hamparan sungai sepanjang mungkin tanpa ada yang membatasi.
Para peneliti menemukan lebih dari 15.000 km aliran sungai kuno di Mars, menunjukkan Planet Merah pernah hangat dan basah akibat hujan.
SUNGAI adalah indikator kemajuan. Pemulihan dan penataan aliran sungai merupakan pekerjaan strategis, karena menyentuh langsung kebutuhan masyarakat.
Rangkaian kegiatan HUT ke-16 KNTI yang dilaksanakan di Pemalang ini diawali dengan Konsolidasi Koperasi yang diikuti oleh Pengurus Koperasi KNTI.
Kondisi sungai saat ini sebagian besar mengalami penyempitan dan pendangkalan dan bahkan menyisakan lebar hanya 2-3 meter.
MENJAGA kelestarian sungai bukanlah tanggung jawab satu pihak saja, melainkan tugas bersama yang melibatkan seluruh elemen masyarakat, pemerintah, dan dunia usaha.
BMKG mencatat lima kali gempa bumi terjadi di sejumlah daerah di Jawa Barat dalam sehari pada Rabu (20/8). Gempa itu dirasakan masyarakat di Bandung Barat, Purwakarta, hingga Kabupaten Bekasi.
Menurut BMKG Jawa Barat, gempa bumi Bekasi tersebut terasa sampai wilayah Bogor dan Purwakarta. Namun, di wilayah Purwakarta hanya terasa selama beberapa detik saja.
Greeneration Foundation bersama EcoRanger dan Kecamatan Muara Gembong yang didukung oleh Fujitsu menyelenggarakan Merdeka Clean Up Muara Gembong
Perkuat Pasar Indonesia, Cognex Hadirkan Pusat Layanan & Demo Teknologi di Bekasi
Tim Unit Ranmor dan Tim Opsnal Unit Reskrim Polsek Bantar Gebang menangkap kedua pelaku pada 19 Juli 2025
Machiko Kennedy baru saja dinobatkan sebagai Puteri Kebudayaan Remaja Indonesia 2025 di ajang nasional yang berlangsung di Yogyakarta.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved