Headline
Pengibaran bendera One Piece sebagai bagian dari kreativitas.
Pengibaran bendera One Piece sebagai bagian dari kreativitas.
DI tengah pandemi covid-19, perekonomian Jakarta tumbuh sangat substansial. Adanya momen perayaan Idul Fitri dan kenaikan pendapatan masyarakat akibat dari pemberian THR dan gaji ke-13 mendorong agregate demand bergerak naik.
Ditambah lagi, pelonggaran kegiatan berusaha secara terbatas menstimulasi pemulihan ekonomi. Pada sisi lain, keadaan perekonomian triwulan II-2020 yang terkontraksi cukup dalam, memberikan base effect yang besar dalam penghitungan pertumbuhan ekonomi. Alhasil keadaan ini menjadikan perekonomian Jakarta tumbuh mencapai dua digit.
Pada Triwulan II-2021 perekonomian Jakarta tumbuh sebesar 10,91% (y-on-y). Dari sisi penawaran, beberapa lapangan usaha memperlihatkan kinerja positif, seperti Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum, Transportasi dan Pergudangan, masing-masing sebesar 45,38% dan 41,71%. Industri Pengolahan juga tumbuh mencapai 25,28%.
Dari sisi permintaan, Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (PKP) dan Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (PKRT) masing-masing tumbuh 23,59% dan 8,46%.
Pertumbuhan PKRT tertinggi terjadi pada kelompok Transportasi, Komunikasi, dan Rekreasi serta Hotel dan Restoran.
Baca juga: BPS: Ekonomi Membaik, Tapi Belum Kembali ke Posisi Normal
"Hal ini sejalan dengan adanya peningkatan aktivitas masyarakat dengan batasan tertentu, di antaranya masyarakat sudah bisa mengunjungi toko ritel, mal dan restoran yang dibuka hingga pukul 21.00 WIB dengan protokol kesehatan ketat dan kapasitas terbatas," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta Buyung Airlangga, Kamis (5/8).
Di sisi lain, Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (PKP) tumbuh 23,59%, khususnya belanja barang dalam rangka penanggulangan pandemi covid-19, salah satunya program vaksinasi. Kemudian, Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) tumbuh sebesar 5,36%, terutama didorong oleh kenaikan PMTB bangunan dan impor barang modal.
"Penguatan ekonomi Jakarta tergambar dari nilai tambah Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum tumbuh 45,38% didorong oleh peningkatan rata-rata Tingkat Penghunian Kamar (TPK)," ujarnya.
Selanjutnya, peningkatan jumlah penumpang pada semua jenis angkutan menjadi stimulator transportasi dan pergudangan tumbuh 41,71%. Sementara itu, pada triwulan yang sama tahun lalu, kedua lapangan usaha ini mengalami kontraksi cukup dalam masing-masing 34,96% dan 23,66%.
"Selain itu, lapangan usaha Industri Pengolahan tumbuh mencapai 25,28%, setelah pada triwulan II-2020 terkontraksi 20,51%. Pertumbuhan ini ditopang oleh produksi Industri Alat Angkutan yang meningkat seiring dengan permintaan kendaraan bermotor yang tinggi," jelas Buyung. (OL-4)
Perekonomian NTB menjadi bergairah dengan adanya Fornas kali ini.
SEJUMLAH pasal yang mengatur berbagai aspek terkait tembakau pada PP Nomor 28 Tahun 2024 menuai kritik. Aturan ini dinilai berdampak negatif terhadap industri dan petani dalam negeri,
KOTA Batu tak hanya lekat dengan suguhan pemandangan alam, kabut, dan kesejukan udara, tetapi juga hamparan perbukitan dan perkebunan milik warga hadir memanjakan mata.
PEMERINTAH dinilai perlu melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kebijakan Over Dimension Overloading (ODOL) serta mencari solusi yang komprehensif dan berkelanjutan,
EFEKTIVITAS Bantuan Subsidi Upah (BSU) sebagai instrumen peningkatan daya beli masyarakat kembali dipertanyakan. Sebab program tersebut tidak memberikan kontribusi signifikan.
PEMERINTAH didorong untuk bisa mengakselerasi belanja negara untuk mendukung perekonomian di dalam negeri.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved