Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Epidemiolog: Varian Baru Covid-19 Sulit Dideteksi

Hilda Julaika
02/6/2021 02:35
Epidemiolog: Varian Baru Covid-19 Sulit Dideteksi
Ilustrasi(MI/ANDRI WIDIYANTO)

PEMPROV DKI Jakarta mengatakan ada kenaikan kasus aktif covid-19 di dua pekan pasca Lebaran Idul Fitri. Kenaikan tersebut per 31 Mei sebesar 3.365 kasus, sehingga kasus aktif saat ini sekitar 10.658. Jumlah ini terhitung masih lebih rendah ketimbang tahun 2020 lalu di periode yang sama mencapai 30 ribuan kasus.

Namun, epidemiolog dari Griffith University, Dicky Budiman, menilai ada kemungkinan kasus covid-19 dengan varian baru tidak lolos deteksi. Karena beberapa varian seperti B117 dan B1617 termasuk sulit untuk dideteksi lewat tes rapid PCR dan tes rapid antigen. Hal ini dinilainya berpengaruh pada kenaikan aksus di DKI yang terdeteksi lebih rendah.

“Karena tak tedeteksi tes rapid PCR bahkan beberapa tes yang dilakukan tentu bisa luput (deteksi kasus covid-19) seperti di Inggris,” kata Dicky saat dihubungi Media Indonesia, Selasa (1/6).

Menurutnya tipe alat tes PCR saat ini memang masih sulit mendeteksi varian baru covid-19. Sehingga hal ini bisa berpengaruh terhadap pencegahan penularan covid-19. Ia memang menyebut alat deteksi seperti tes pcr dan antigen di Indonesia belum memadai untuk pengetesan varian baru yang sudah masuk ke Indonesia.

“Kalau tak terdeteksi (lewat tes PCR)berati nggak bisa cegah penularan. Tapi ada rapid tes antigen yang bisa. Di Australia usdah ada yang bisa deteksi itu. Dan ini saya kira penitng, kalau tes rapid PCR bukan segala-galanya. Ada beberapa rapid tes terbaru yang validitasnya hampir setara PCR bisa dipakai. Hanya di Indonesia belum masuk, paparnya.

Untuk itu, pihaknya meminta Pemprov DKI untuk tidak berpuas diri atas penurunan kasus aktfi pasca lebaran dari tahun lalu. DKI tetap harus menggencarkan testing (pengetesan) dan pelacakan kasus (tracing).

Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Widyastuti melaporkan berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, dalam dua pekan terakhir terjadi peningkatan kasus aktif. Hal itu disebabkan oleh kembalinya masyarakat berkegiatan pascalibur Idulfitri 1442 Hijriah, di mana per tanggal 31 Mei 2021 kasus aktif di Jakarta sebesar 10.658, bertambah 3.365 dari dua minggu sebelumnya.

“Lonjakan kasus tahun ini sedikit lebih baik daripada tahun kemarin yang mencapai 30 ribuan kasus. Angka ini juga didapatkan dari hasil kerja keras para petugas tracing kita untuk melakukan deteksi dini, terutama mereka yang selesai dari bepergian pada libur lebaran yang lalu,” kata Widyastuti dalam keterangan resminya, Senin (31/5). (OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akhmad Mustain
Berita Lainnya