Headline
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
PEMPROV DKI Jakarta menegaskan pembangunan Tugu Sepeda di Jl Sudirman, Jakarta Pusat, bentuk perhatian kepada para pesepeda. Sehingga diharapkan dengan adanya tugu sepeda ini bisa mendorong masyarakat untuk hidup sehat, menjadikan sepeda sebagai alat transportasi.
Publik pun mempertanyakan urgensi pembangunan Tugu Sepeda ini di tengah krisis pandemi covid-19. Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menjawab Tugu Sepeda menjadi ikon pendorong untuk meningkatkan penggunaan sepeda dan menunjang hidup sehat.
"Justru karena di masa pandemi ini kita ingin mendorong masyarakat hidup sehat, bersih, udara yang bersih dengan menggunakan sepeda," kata Ariza, sapaan akrabnya, usai menghadiri acara Konferensi Wilayah XV PW Fatayat Nahdlatul Ulama Provinsi DKI Jakarta, di Jakarta, Minggu (11/4).
Adapun Tugu Sepeda ini dibangun di trotoar Jl Sudirman sehingga dikhawatirkan justru menjadi tempat pesepeda kongkow. Alhasil bisa menimbulkan kerumunan orang. Meski demikian, Ariza membantahnya karena sudah diperhitungan dengan matang oleh pihak konsultan pembangunan.
"Ya ini sudah diperhitungkan dengan para konsultan dan ahli untuk tempat yang terbaik. Mudah-mudahan bisa jadi ikon baru Jakarta dan komitmen kita pada pengguna sepeda dan masyarakat. Sehingga bisa mendorong masyarakat lebih rajin menggunakan sepeda. Seperti yang diketahui di masa pandemi ini ada peningkatan signifikan terhadap penggunaan sepeda," ungkapnya.
Baca juga: Komunitas Sepeda Tidak Setuju Tugu Senilai Rp800 Juta
Hal yang berlawanan justru diungkapkan komunitas pesepeda. Komunitas pesepeda Brompton Owner Kelapa Gading dan Sekitarnya (BOGAS) mengkritik biaya pembangunan Tugu Sepeda di Jakarta terlalu besar dan uangnya mubazir. Karena masih ada proyek pembangunan yang terhambat dana pembiayaan.
"Kami dari komunitas kurang setuju karena momennya kurang tepat. Walaupun anggaran dari swasta, namun akan lebih baik bila dialihkan ke program yang lebih membutuhkan," ujar Ketua BOGAS, Chriswanto, saat dihubungi, di Jakarta, Sabtu (10/4).
Chriswanto menambahkan anggaran pembangunan tugu itu lebih baik dialihkan untuk menata jalur sepeda permanen yang masih banyak kekurangan.
"Contohnya cat jalur sepeda, perbaikan gorong-gorong penutup yang berbahaya bagi pesepeda. Kami pesepeda merasa urgensi tugu tersebut belum ada," kata Chriswanto.
Pihaknya berharap Pemprov DKI Jakarta menambah jalur permanen sepeda demi keamanan dan kenyamanan saat gowes.(OL-5)
Proyek pembangunan jalur sepeda permanen di kawasan Sudirman-Thamrin pun baru berjalan 12,5%. Pemprov DKI dinilai tidak peka, karena lebih mementingkan ornamen swafoto.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved