Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Pemprov DKI Masih Kaji dan Evaluasi Sekolah Tatap Muka

Selamat Saragih
16/3/2021 16:10
Pemprov DKI Masih Kaji dan Evaluasi Sekolah Tatap Muka
Ilustrasi(Antara)

PEMERINTAH Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta masih mengkaji dan mengevaluasi kemungkinan sekolah tatap muka kembali dibuka. Pasalnya, banyak faktor yang perlu dipertimbangkan agar pembukaan sekolah tatap muka tersebut bisa aman dan tidak menjadi klaster baru penyebaran Covid-19.

“Persiapan sekolah tatap muka di Jakarta masih terus kita kaji dan evaluasi. Kita diskusikan dan kita bahas, pada waktunya kita akan sampaikan,” ujar Wakil Gubernur (Wagub) DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria (Ariza), di Jakarta, Selasa (16/3).

Faktor pertama yang mempengaruhi, kata Ariza, adalah perkembangan pertambahan kasus Covid-19 di Jakarta. Meski DKI Jakarta sudah ke luar dari zona merah, tidak otomatis juga semua kegiatan termasuk aktivitas belajar mengajar tatap muka diperbolehkan.

Karena itu, katanya, kajian dari ahli dan pakar kesehatan, epidemiolog, dan lembaga-lembaga yang mengurusi anak sangat penting untuk menjadi pertimbangan Pemprov DKI dalam mengambil kebijakan.

“Nanti Pak Gubernur akan memutuskan berdasarkan fakta dan data perkembangan dan masukan semua pihak,” lanjut Ariza.

Baca juga: Belanja APBN Jadi Kunci Penyelamatan Ekonomi Indonesia di 2021

Selain itu, katanya, persetujuan orang tua murid juga menjadi hal penting dipertimbangkan Pemprov DKI Jakarta.

Menurut Ariza, Pemprov DKI Jakarta tidak bisa membuka sekolah tatap muka jika orang tua murid tidak mengizinkan.

“Sekalipun kami membolehkan, tapi kalau orang tua tidak berkenan, kan tidak jadi. Jadi, tidak bisa sepihak. Kami juga harus memperhatikan kekhawatiran orang tua terhadap anak-anaknya,” ungkap Ariza.

Ariza mengatakan, sekolah juga wajib menyediakan sarana dan prasarana untuk penyelenggaraan protokol kesehatan (prokes) seperti wastafel untuk mencuci tangan, handsanitizer, dan sarana lainnya.

Termasuk, lanjutnya, para guru juga sudah mempersiapkan diri dan memiliki pengetahuan memadai dalam upaya-upaya pencegahan Covid-19.

“Kalau pun nanti pada saatnya dimungkinkan, itu ada tahapannya. Umpamanya kampus dulu, kemudian SMA, SMK, SMEA dan seterusnya. Jadi tahapan paling tua, paling senior kan begitu. Nanti ada tahapan,” ungkap Ariza. (OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akhmad Mustain
Berita Lainnya