Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
TIM Disaster Victim Identification (DVI) Polri hari ini telah mengidentifikasi tiga korban Sriwijaya Air SJ-182 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divhumas Polri Brigjen Rusdi Hartono mengatakan ketiga korban yang teridentifikasi, yakni kapten Afwan (54) yang merupakan pilot dan dua penumpang bernama Suyanto (40) dan Riyanto (32).
Dengan diidentifikasinya tiga korban itu, maka tim DVI Polri telah mengidentifikasi 58 korban.
"Jadi, sampai sore hari ini tim berhasil mengidentifikasi sebanyak 58 jenazah dari 62 korban seluruhnya jika dipersentase itu sebesar 93,5%," kata Rusdi di RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Jumat (29/1).
Rusdi merinci 58 korban itu terdiri dari 30 laki-laki dan 28 perempuan. Selain itu, 13 korban diidentifikasi melalui sidik jari dan sisanya melalui sampel DNA dari keluarga korban.
Baca juga: 80% Keberhasilan Penanganan Cvid-19 Ditentukan Kedisiplinan Warga
Sebelumnya, Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 rute Jakarta-Pontianak telah hilang kontak pada Sabtu (9/1). Terakhir terjadi kontak pada pukul 14.40 WIB.
Kronologis hilangnya kontak, pesawat SJ 182 8735 PK CLC Soetta-Pontianak take off pada pukul 14.36 WIB. Pukul 14.37 WIB pesawat terpantau pada ketinggian 1700 kaki dari Jakarta. Diizinkan naik ke ketinggian 29 ribu kaki, dengan mengikuti standard instrument departure.
Pada pukul 14.40 WIB Jakarta Route melihat pesawat Sriwijaya Air tersebut tidak pas mengikuti arah koordinat 075 derajat, melainkan ke barat laut (north west). Air Traffic Controller (ATC) langsung melaporkan arah pesawat, tapi dalam hitungan detik pesawat itu hilang dari radar.
Pesawat diduga jatuh di antara Pulau Laki dan Pulau Lancang. Total manifest tercatat 50 orang penumpang, terdiri dari 40 dewasa, 7 anak-anak dan 3 bayi serta 12 kru pesawat. (OL-4)
FANDY Lie (FL), adik bos Sriwijaya Air Hendry Lie segera diadili dalam kasus tindak pidana korupsi pengelolaan tata niaga komoditas timah.
KEJAKSAAN Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) menyampaikan pihaknya belum dapat memanggil bos Sriwijaya Air atau tersangka dari kasus korupsi timah, Hendry Lie alias HL
Permasalahan yang dimaksud yaitu perubahan thrust lever (tuas dorong) sebal kiri menjelang ketinggian 11 ribu kaki.
Nurcahyo mengaku pihaknya tak mengetahui penyebab suara pilot tak terekam. Diduga, pilot tidak menggunakan headset atau perangkat komunikasi selama mengudara.
“Bahwa benar adanya akun Instagram Sriwijaya Air telah diretas, dan kini kami berupaya secepatnya agar akun tersebut pulih seperti sediakala."
Pihaknya mengharapkan penyesuaian tarif tiket tersebut dapat membantu meringankan beban biaya operasional penerbangan yang tinggi sebagai imbas naiknya harga avtur.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved