Headline
Sedikitnya 30% penggilingan gabah di Jawa Tengah menutup operasional.
Sedikitnya 30% penggilingan gabah di Jawa Tengah menutup operasional.
GUBERNUR DKI Jakarta Anies Baswedan memprediksi pertumbuhan ekonomi Jakarta akan menyentuh minus 1,6% hingga 2%. Sementara itu, pada tahun depan, diramalkan ekonomi Jakarta bisa membaik dengan pertumbuhan di kisaran 5% hingga 5,4%. Hal ini berdasarkan proyeksi dari Bank Indonesia Kantor Perwakilan DKI Jakarta.
“Jadi kalau tahun ini, kita -2% sampai -1,6%. Bank Indonesia memprediksikan tahun depan kita bisa 5%-5,4%. Diharapkan di tahun 2022 itu membaik di kisaran 5,8%-6,2%,” kata Anies di Pembukaan Forum Musrenbang perubahan RPJMD 2017-2022, Selasa (22/12).
Prediksi ini menunjukkan ekonomi Jakarta mengalami kontraksi yang dalam di tahun ini. Meski begitu, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini optimistis ekonomi Jakarta bisa pulih dengan cepat. Alasannya karena perputaran perekonomian di Jakarta akan lebih mudah pulih.
“Mungkin kita termasuk yang paling cepat untuk kembali di dalam perputaran perekonomian karena kesiapan dari kita semua dan mungkin juga karena nature-nya krisis ini, nature-nya disebabkan oleh kita semua membatasi kegiatan, kita semua membatasi pergi ke restoran, kita semua membatasi pergi ke pertemuan, kita semua membatasi kegiatan,” ungkapnya.
Baca juga: Perekonomian Daerah Harus Jadi Backbone Perekonomian Nasional
Sehingga kontraksi ekonomi yang serius ini, dinilai Anies, bukan karena salah perhitungan dalam kegiatan investasi pelaku ekonomi di Jakarta. Namun, memang karena supply (penawaran) dan demand (permintaan) yang mengalami penurunan amat serius. Sebagai dampak dari upaya pembatasan yang bertujuan mengurangi penularan covid-19.
Dengan begitu, Anies memproyeksikan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2021 dan APBD 2022 berada di kisaran Rp84 triliun. Hal ini menyesuaikan dengan kondisi perekonomian terdampak covid-19. Pihaknya juga mengatakan masih memiliki waktu untuk mengejar target dalam dua tahun ke depan. Untuk bisa sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).
“Maka insya Allah ada banyak jalan dan upaya untuk bisa memulihkan perekonomian dan memulihkan kegiatan sosial, kegiatan pendidikan, dan lain-lain. Sehingga tetap kita bisa mewujudkan yang kita cita-citakan sebagai sebuah kota di mana maju kotanya dan bahagia warganya,” pungkasnya.(OL-5)
Kemampuan yang dimiliki itu dapat diasah sehingga mampu berpartisipasi dalam upaya peningkatan ekonomi di daerah, bahkan nasional.
Perekonomian NTB menjadi bergairah dengan adanya Fornas kali ini.
SEJUMLAH pasal yang mengatur berbagai aspek terkait tembakau pada PP Nomor 28 Tahun 2024 menuai kritik. Aturan ini dinilai berdampak negatif terhadap industri dan petani dalam negeri,
KOTA Batu tak hanya lekat dengan suguhan pemandangan alam, kabut, dan kesejukan udara, tetapi juga hamparan perbukitan dan perkebunan milik warga hadir memanjakan mata.
PEMERINTAH dinilai perlu melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kebijakan Over Dimension Overloading (ODOL) serta mencari solusi yang komprehensif dan berkelanjutan,
EFEKTIVITAS Bantuan Subsidi Upah (BSU) sebagai instrumen peningkatan daya beli masyarakat kembali dipertanyakan. Sebab program tersebut tidak memberikan kontribusi signifikan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved