Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
WARGA negara Maroko berinisial ML, 29, ditangkap kepolisian setelah diduga menganiaya hingga tewas anak kandungnya, SHA yang berusia lima tahun.
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Yusri Yunus mengatakan dari hasil pemeriksaan dan keterangan, ML melakukan penganiayaan itu pada Selasa (1/9) di Apartemen Pavilion, Jakarta Pusat.
Dari hasil penyelidikan sementara, SHA merupakan anak hasil pernikahan siri antara ML dengan seseorang berinisial H yang juga warga negara Maroko. H kini berada di Belanda. Mereka menikah di Indonesia sekitar 2015.
Saat ML mengandung SHA, sang suami pergi ke Belanda. Setelah diusut, ternyata pelaku merupakan istri ketiga H.
Usai melahirkan SHA, pelaku kemudian menitipkan buah hatinya ke seseorang di Jakarta dan memberikan hak asuhnya. ML kemudian kembali ke kampungnya di Maroko.
Pada Juli 2020, ML kembali ke Jakarta untuk mengambil anaknya dari orangtua asuh. Namun, belum sampai membawa ke Maroko, SHA meninggal dunia.
Dari hasil visum, pada tubuh SHA ditemukan luka lebam di wabah, perut, dan lengan akibat kekerasan tumpul, serta adanya gigitan di tubuh korban. Lalu, SHA meninggal diduga setelah mendapatkan pukulan dari benda tumpul di bagian belakang kepalanya.
Yusri mengatakan ML membantah telah melakukan penganiayaan yang berujung hilangnya nyawa sang anak. Namun, pihak kepolisian telah mengantongi bukti, fakta, dan keterangan para saksi.
"Kami masih terus lakukan pemeriksaan, sampai saat ini pelaku belum mengakui, tapi hasil fakta pemeriksaan, dan bukti telah memeunui unsur bahwa dia pelakunya," kata Yusri, ketika konferensi pers di Mapolres Jakarta Pusat, Senin (7/9).
Yusri mengatakan polisi terus mendalami motif di balik penganiayaan yang dilakukan ML. Ia mengatakan proses pemeriksaan berjalan tak mulus, karena ML tak fasih berbahasa Indonesia.
"Motifnya kami masih dalami karena terkendala bahasa. Kami sudah panggil juru alih bahasa untuk menggali keterangan pelaku," ujar Yusri.
Atas perbuatannya, ML dikenakan Pasal 76C jo Pasal 80 ayat (3) UU RI No. 35 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dan atau Pasal 338 KUHP. Ia diancam pidana penjara paling lama lima belas tahun dan atau denda paling banyak Rp3 miliar.
Yusri mengatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan pemerintah Maroko melalui kedutaan besar di Jakarta. Ia mengatakan ML yang baru berada di Jakarta selama satu bulan terakhir akan menjalani hukuman di Indonesia.
"Kami sudah melakukan pemberitahuan ke pemerintah Maroko, sudah berkoordinai, dan akan ikuti aturan atau hukum di Indonesia," kata Yusri.
Selanjutnya, polisi akan memeriksa kejiwaan ML di Rumah Sakit Polri Kramat Jati untuk melihat apakah ada penyakit jiwa yang dimilikinya, sehingga tega menganiaya anak kandungnya sendiri.
"Sore ini langsung kami bawa ke RS Polri Kramat Jati," pungkasnya. (OL-8)
Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat mendorong dilakukan pencegahan terhadap terjadinya tindak kekerasan kepada anak secara berulang atau reviktimasi.
Hampir setengah anak di Indonesia mengalami kekerasan. Temukan fakta penting tentang perlindungan anak dan langkah untuk menciptakan lingkungan yang aman bagi mereka.
POLISI masih menelusuri keberadaan orangtua anak berusia 7 tahun berinisial MK, yang ditemukan dalam kondisi memprihatinkan di Pasar Kebayoran Lama beberapa waktu lalu.
Berikut fakta-fakta kondisi terkini MK, anak perempuan 7 Tahun yang diduga dianiaya dan dibuang ayahnya di Pasar Kebayoran Lama, Jaksel
KPAI berkoordinasi dengan Tim Subdit Anak Direktorat PPA dan PPO Bareskrim Polri terkait anak yang ditelantarkan di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.
Dari gerak-geriknya, sang satpam melihat pria itu menaruh anaknya di lantai beralaskan kardus.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved