Headline

Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.

Fokus

Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.

Dinkes DKI Klaim Masyarakat Puas dengan Faskes di Ibu Kota

Putri Anisa Yuliani
19/8/2020 21:59
Dinkes DKI Klaim Masyarakat Puas dengan Faskes di Ibu Kota
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meninjau Puskesmas Kramat Jati, Jakarta Timur, Jumat (29/5/2020)(Diskominfotik DKI Jakarta )

DINAS Kesehatan DKI Jakarta melalukan survei customer satisfactory index (CSI) atau indeks kepuasan pelanggan. Survei yang dilakukan pada bulan lalu ini disampaikan kepada masyarakat melalui aplikasi milik Dinkes DKI.

Dari hasil survei tersebut rata-rata skor yang didapat terhadap kondisi dan pelayanan di faskes yang dikelola oleh Pemprov DKI ialah 64,12 atau cukup puas.

Baca juga: Lakukan Swab, Fraksi NasDem Prioritaskan Kesehatan

Hal ini disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuty dalam video rapat tentang reformasi RSUD yang diunggah di kanal YouTube Pemprov DKI Jakarta hari ini.

"Dari hasil survei sementara ini skor kita adalah 64,12. Tapi survei ini masih terus berjalan. Responden kita ada sekitar 400. Ini masih bisa berubah skornya karena terus berjalan," kata Widyastuti.

Dalam survei itu Dinkes mengajukan 25 pertanyaan dengan rincian 24 pertanyaan tertutup dan 1 pertanyaan terbuka. Sementara itu 96% responden pernah mengunjungi faskes yang dikelola DKI dan mendapat layanan. Lalu 75% responden adalah pengguna BPJS Kesejahatan.

Dalam survei itu Widyastuti menyebut ada beberapa tema pertanyaan yang sudah tidak menjadi prioritas karena tema tersebut mendapat nilai tinggi seperti tenaga yang melayani dengan sopan dan ramah, lokasi yang mudah dijangkau, dan pasien yakin terhadap pengobatan selama menjalani perawatan.

Meskipun demikian, ada lebih banyak tema lainnya yang harus diprioritaskan misalnya pelayanan yang tepat waktu, toilet dan ruang tunggu yang bersih, kualitas obat-obatan yang baik, tenaga kesehatan yang sedia setiap saat, keluhan dan saran yang ditindaklanjuti, dan sebagainya.

"Ada 18 pertanyaan yang masih menjadi perhatian dan ini perlu peningkatan," ujar Widyastuti.

Dinkes dalam survei itu juga menanyakan alasan kepada responden yang belum pernah berobat ke faskes manapun yang dikelola oleh DKI.

Sebanyak 34% responden mengatakan alasan enggan berobat ke faskes yang dikelola oleh DKI adalah karena ramai dan antrean yang panjang. Sementara itu, sebanyak 18% lainnya beralasan peralatan kurang lengkap dan kurang canggih sehingga enggan berobat ke faskes yang dikelola DKI. Lalu sebanyak 15% responden beralasan ketersediaan tenaga dokter spesialis yang terbatas.

Dari survei itu pula ditemukan sebanyak 45% responden bersedia kembali untuk mendapat layanan di faskes yang dikelola oleh DKI.

"Lalu ada 50% responden yang bersedia untuk merekomendasikan faskes pada teman dan kerabatnya. Ini adalah satu peluang yang bisa dimanfaatkan untuk meraih lebih banyak pengguna dan peningkatan kualitas layanan," tandasnya.

Widyastuti menuturkan harapan para pengguna layanan cukup tinggi namun kepuasan terhadap layanan dan faskes masih rendah.

"Kesimpulannya pelayanan faskes di Jakarta cukup baik namun masih tetap harus ditingkatkan," pungkasnya. (J-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : MEGAPOLITAN
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik