Headline
Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.
Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.
PERPANJANGAN pembatasan sosial berskala besar (PSBB) masa transisi fase I berakhir Kamis (30/7) besok. Lantas skenario apa yang tengah dipersiapkan Pemerintah Provinsi DKI untuk dapat menekan lajunya penularan covid-19 di Ibu kota?
Wakil Gubernur DKI Ahmad Riza Patria mengungkapkan pihaknya memiliki tiga opsi kebijakan yang akan diambil mengingat laju kasus covid-19 masih tinggi di Jakarta.
Baca juga: Anggota DPRD Positif Covid-19, NasDem: Pukulan Telak Bagi Kami
"Pilihan pertama, kalau dianggap ada perbaikan peningkatan yang positif ke arah lebih baik tentu kita memasuki masa sehat aman dan produktif," ungkap Riza di Gedung Balai Kota, Jakarta, Selasa (28/7).
Opsi kedua ialah Pemprov DKI akan kembali memperpajang masa transisi. Seperti yang diterapkan saat ini. Dengan tetap melonggarkan ativitas dengan pembatasan kapasitas 50% serta aturan protokol kesehatan lainnya. "Kalau masih seperti ini, kemungkinan kita akan memperpanjang masa transisi," kata Riza.
Baca juga: Pemprov DKI Terbitkan Ingub Pengembangan Ekosistem Berkesenian
Opsi terakhir yang akan dikeluarkan oleh Gubernur Anies Baswedan jika kasus covid-19 makin tinggi dan warga banyak melanggar aturan ialah adanya emergency brake atau kebijakan rem darurat. "Tapi kalau semakin memburuk, tidak mustahil kembali ke PSBB," tukas Ketua DPP Gerindra itu.
Keputusan tersebut, kata Riza, berdasarkan evaluasi selama dua minggu terakhir. Kedisiplinan masyarakat juga menentukan hasil akhir status DKI Jakarta, yang sejak April lalu sudah menerapkan PSBB. "Semua data (covid-19) akan kami pantau. Kami koordinasi dengan pemerintah pusat dengan gugus tugas pusat. Lalu dengan para pakar, semua instansi atau unit terkait, masyarakat. Semuanya akan kita putuskan bersama," pungkas Riza. (J-2)
Sandi mengungkapkan kegiatan ini rencananya akan dilaksanakan setiap bulan dengan materi yang beragam.
Ada beberapa langkah antisipatif yang mulai diterapkan Puskesmas Warungkondang untuk mencegah penyebaran covid-19.
Seperti halnya virus korona, bentuk patologi sosial semacam itu kini juga masih ada dan bergentayangan. Mereka cuma bermutasi menjadi bentuk lain, dari yang kelas teri hingga kakap.
“Saya mohon bangsa ini, pemimpin-pemimpin kita, dalam bidang politik mana semua, tolong tidak berkomentar kalau komentarnya belum jelas,” kata Luhut
Direct Digital Radiography (DDR) ciptaan I Gede Bayu Suparta dirancang dengan fitur pengambilan mode thorax untuk diagnosis untuk diagnosis pasien Covid-19.
Pandemi covid-19 mesti dibaca betapa ada yang salah dalam sistem kehidupan kita sehingga virus itu mampu memporak-porandakan setiap sendi kehidupan di seluruh dunia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved