Headline

RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian

Fokus

Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.

Masyarakat Belum Sepenuhnya Peduli Himbauan Pakai Masker

Yakub Pryatama Wijayaatmaja
07/4/2020 18:50
Masyarakat Belum Sepenuhnya Peduli Himbauan Pakai Masker
Masker kain(MI/Akhmad Safuan)

JURU Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Korona, Achmad Yurianto dan Gubernur DKI Anies Baswedan juga mendesak warga yang keluar rumah agar memakai masker. Penerapan status Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di DKI Jakarta untuk mencegah penyebaran virus korona, Selasa (7/4).

Adanya himbauan tersebut rupanya belum dijalankan oleh masyarakat, khususnya yang masih beraktifitas di luar rumah. Fauzan (24) yang ditemui Media Indonesia di sekitaran Universitas Bina Nusantara (Binus), Jakarta Barat, mengaku masih belum menggunakan masker lantaran kesulitan membelinya.

"Kesulitan cari masker, saya tahu ada yang jual di online, tapi harganya juga mahal-mahal," keluh Fauzan yang berprofesi sebagai penjual kopi, Selasa (7/4).

Ia pun mengatakan masih belum mengetahui himbauan pemerintah yang mewajibkan masyarakat untuk menggunakan masker. Bahkan, Fauzan merasa hari-harinya seperti tidak ada korona, karena jalanan masih ramai seperti biasanya.

"Memang pembeli kopi saya yang datang ke sini berkurang banget, tapi pembeli via online sudah naik karena banyak yang di rumah," ucapnya.

Hal senada diungkapkan oleh Winda (22). Ia mengaku tahu pemerintah telah mewajibkan masyarakat untuk menggunakan masker dimanapun dan kapanpun agar terhindar dari penyebaran korona.

"Bagus sih diwajibkan, tapi kalau harga masker masih melambung masih sulit saya membelinya," tutur Winda kepada Media Indonesia.

"Pemerintah juga belum kasih kebutuhan masker sejauh ini hingga sampai pada kami penjual makanan," ucapnya.

Adapun Aulia Iksan (24) yang masih menaiki motor tanpa menggunakan masker dengan beralasan jarak tempuh yang dekat.

"Saya tidak pakai (masker), yang penting jaga jarak dari orang saja," ujar mahasiswa di salah satu Universitas di Jakarta itu.

Sejatinya ia ingin menggunakan masker di kala keluar untuk membeli makanan atau membeli barang yang dibutuhkan. Lagi-lagi, ia merasa kesulitan mencari masker.

Masker memang sulit didapat, tapi demi kepentingan diri sendiri, Abdurahman (43), seorang tukang parkir memiliki inisiatif demi keselamatan diri.

Sehari-hari harus turun di jalanan, membuat Abdurahman tak sanggup membeli masker yang harganya selangit. Hal itu menuntut dirinya untuk berpikir keras agar bisa menutup wajahnya agar terhindar dari korona.

"Lebih bagus memang pakai masker, tapi saya coba pake kain yang ada di rumah dulu demi keselamatan pribadi saya," ucapnya.

Ia pun mengaku penghasilannya berkurang setiap harinya. "Tiap hari berkurang terus. Motor sepi tidak ada yang markir. Biasanya 15 motor jadi hanya 8 motor setiap hari," keluh Abdurahman.

Meski tak memiliki dana yang cukup untuk membeli masker, langkah yang diambil Abdurahman layak dicontoh oleh masyarakat lainnya.

Apalagi, saat ini produksi masker mulai berbondong-bondong dilakukan warga demi mempermudah masyarakat memilikinya.

Soal harga pun sudah banyak yang murah. Tak perlu merogeh kocek dalam-dalam karena banyak masker buatan yang dijual drngan harga murah di media sosial ataupun di aplimasi penjualan online.

Semua ini dilakukan demi diri sendiri dan juga orang lain agar terhindar dari pandemi. (OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akhmad Mustain
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik