Anies Targetkan 30% Sampah Jakarta Dikelola Sendiri

Putri Anisa Yuliani
21/2/2020 15:05
Anies Targetkan 30% Sampah Jakarta Dikelola Sendiri
Relawan menunjukkan buku tabungan Bank Sampah Kampung Hijau yang menjadi program Sampah Tanggung Jawab Bersama (Samtama) di Jakarta.(Antara/Aditya Pradana)

PEMERINTAH Provinsi DKI Jakarta memperingati puncak Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2020 bersama masyarakat dan penggerak PKK di lingkungan RW 03 Kelurahan Cempaka Putih Timur, Kecamatan Cempaka Putih, Jakarta Pusat.

Kawasan RW 03 Cempaka Putih Timur merupakan salah satu model percontohan wilayah yang berhasil menerapkan tata kelola sampah di tingkat rumah tangga. Dalam kesempatan ini, Gubernur Provinsi DKI Jakarta, Anies Baswedan, mengimbau seluruh komponen masyarakat untuk mengurangi, memilah dan mengolah sampah.

Anies mengingatkan kembali peristiwa 15 tahun silam, ketika terjadi longsor sampah yang kemudian diperingati Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN).

“Pagi ini kita memperingati sebuah peristiwa yang tidak ingin diulang. Peristiwa yang diperingati hari ini kejadian di Leuwigajah, Cimahi pada 2005. Bayangkan, sampah longsor menimpa desa. Tahu tidak berapa yang meninggal kejadian itu? Ada yang mau tebak berapa kira-kira yang meninggal kalau longsoran sampah jatuh? 157 orang. Jadi ada dua desa yang kelongsoran sampah,” tutur Anies, Jum'at (21/1).

Dia menyebut peristiwa tersebut harus membawa perubahan dalam cara berpikir terkait pengelolaan sampah. Anies menegaskan sampah harus dipandang sebagai sisa (residu) hasil aktivitas sehari-hari yang dapat dimanfaatkan kembali.

Baca juga: Larangan Kantong Plastik Diharapkan Tekan Volume Sampah Jakarta

“Yang harus kita bangun di Jakarta ini adalah perubahan mindset (cara berpikir). Bahwa dalam semua kegiatan kita, ada yang kita ambil, ada yang disebut sisa. Residu atau sisa. Sisa itu bisa digunakan kembali. Karena itu, pesan hari ini adalah Kupilah. Ku-nya Kurangi. Pi-nya Pilah. Lah-nya olah. Kurangi, Pilah, Olah. Reduce, Reuse, Recycle,” jelas Anies.

Di sisi lain, dia menekankan target sampah yang mampu dikelola berkisar 30% di tingkat rumah tangga. Sedangkan 70% sisanya akan diolah melalui Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST), atau dimanfaatkan kembali dengan nilai tambah ekonomis.

"Jadi, saya berharap di tempat ini nanti menjadi percontohan. Biar nanti masyarakat dari berbagai wilayah datang, menyaksikan dari dekat, dan insyaAllah nanti menerapkan di tempatnya masing-masing. Kalau kita bisa mengelola sampah ini dengan baik, insyaAllah lingkungan hidup kita menjadi lebih sehat, anak kita, keluarga dan masyarakat juga tumbuh lebih baik," imbuhnya.

Menurutnya, ekologi dan ekonomi harus dapat berjalan beriringan, lantaran memiliki kata dasar yang sama, yaitu oikos atau rumah tangga (lingkungan). Sehingga, perekonomian juga semakin bergerak melalui pemanfaatan tata kelola sampah.

"Saya berharap nantinya Jakarta bebas dari sampah. Tempatnya kita pilah. Gambar di sini saya rasa mencerminkan ada sampah organik, sampah kertas, sampah elektronik, sampah beracun, sampah plastik, sampah logam, sampah residu rumah tangga. Ini semua adalah sisa-sisa yang harus kita pilah dari awal. Mudah-mudahan ini berjalan dengan baik," tutupnya.(OL-11)

 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya