Gerindra Klaim Monas Bukan Cagar Budaya

(Put/Ins/J-1)
21/2/2020 08:38
Gerindra Klaim Monas Bukan Cagar Budaya
Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Mohamad Taufik.(MI/ROMMY PUJIANTO )

POLITIKUS Partai Gerindra M Taufik meminta agar semua pihak yang menolak penyelenggaraan balap mobil Fomula E di Monumen Nasional untuk menyampaikan secara resmi dengan didasari argumen yang kuat.

Selama ini ia menduga banyak pihak yang hanya berani angkat bicara menolak agenda itu dilaksanakan di Monas tanpa argumen yang mendasar.

"Makanya, pas ada yang nolak, ditanya kenapa menolak, ada argumennya. Kasih argumen kenapa di Monas, ada dialog. Mensetneg juga sudah setuju. Ini soal penjelasan saja yang belum," kata Taufik di Jakarta, kemarin.

Ia juga menegaskan Formula E sah-sah saja digelar di Monas. Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta itu mengungkapkan hal itu dengan dalih tidak seluruh kawasan Monas menjadi cagar budaya. "Cagar budaya hanya tugu. Kalau semua cagar budaya, kenapa dibikin jalanan?" tukasnya.

Area yang diperuntukkan bagi pejalan kaki serta untuk lokasi upacara di Monas menurut Taufik baru dibangun di era mantan Gubernur Sutiyoso sehingga tidak bisa dikategorikan cagar budaya.

Namun, Ketua Fraksi PDIP di DPRD DKI Gembong Warsono menyebut komentar Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri yang mempertanyakan penyelenggaraan Formula E di Kawasan Monas merupakan sebuah isyarat keras penolakan.

Gembong pun menyebut seharusnya Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mempertimbangkan komentar itu secara serius. Sebab, Megawati bukan hanya sebagai ketua umum partai, melainkan juga putri dari pendiri bangsa yang juga turut andil mendirikan Monas.

"Itu isyarat keras sekali. 'Kenapa kok di Monas? Di tempat lain saja kan bisa. Seperti itu," kata Gembong.

Ia pun menyebut Taufik salah kaprah. "Ya biar saja Pak Taufik ngomong gitu. Yang penting kan buktinya itu cagar budaya. Itu kan namanya saja Monumen Nasional, nasional artinya simbol bangsa," tegasnya.

Dunia akhirat

Namun, Sekretaris Daerah DKI Saefullah menganggap balapan mobil berbasis listrik itu perlu diadakan di Monas untuk dikenal banyak orang.

"Kan kita ingin Indonesia dikenal dunia akhirat. Ngapain tanggung-tanggung terkenal di dunia? Terkenal di dunia dan akhirat. Kita percaya setelah ada dunia ada akhirat," ujar Saefullah.

Saefullah mengatakan Monas merupakan ikon nasional yang kebetulan berada di Jakarta. Adanya Formula E itu menjadi daya tarik sendiri bagi wisatawan.

"Kami ingin pada waktunya nanti disorot banyak kamera TV nasional dan internasional. Sehingga 'Oh ini ada ya namanya Tugu Monas, Monumen Nasional di Jakarta, Indonesia' sehingga orang semakin tahu seperti apa sih," kata Saefullah.

Ia pun memastikan Pemprov DKI tidak akan merusak kawasan Monas.

Anggota DPRD DKI dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera Abdul Aziz menyebut event Formula E bakal menarik wisatawan, baik dari domestik atau asing.

Ia mengatakan akan ada 30 ribu wisatawan domestik dan 5 ribu wisatawan mancanegara yang akan berkunjung ke DKI Jakarta. (Put/Ins/J-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : PKL
Berita Lainnya