Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Memodifikasi Cuaca Mengatur Intensitas Hujan

Tri/J-3
08/1/2020 07:55
Memodifikasi Cuaca Mengatur Intensitas Hujan
Kru pesawat CN 295 melakukan penyemaian garam di atas langit Selat Sunda(MI/TRI SUBARKAH)

BADAN Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) kembali melakukan modifikasi cuaca untuk mengurangi intensitas hujan yang masuk ke wilayah Jabodetabek, kemarin. Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) dilakukan bersama antara BPPT, BMKG, dan TNI-AU.

Koordinator Lapangan BPPT, Faisal Sunarto menyebutkan, TMC yang dilakukan menggunakan garam (NaCl) yang disemai. TMC mampu menurunkan intensitas curah hujan di kawasan Jabodetabek. "Setelah disemai, proses menuju hujannya sekitar 1-6 jam," kata Faisal saat ditemui di Pangkal-an Udara TNI-AU Halim Perda-nakusuma, kemarin.

TMC menggunakan dua pesawat milik TNI-AU, yakni CN 295 dari Skuadron Udara 2 Pangkalan TNI-AU Halim Perdanakusumah dan Casa 212 dari Skuadron Udara 4 Pangkalan TNI-AU Abdurahman Saleh, Malang.

Kadispen TNI-AU Marsma Fajar Adrianto menyebut pesawat CN 295 sanggup mengangkut 2,4 ton garam dan Casa sebanyak 800 kg garam. Garam yang dibawa pesawan CN 295 disimpan dalam wadah console dengan total enam tabung. Sedangkan di pesawat Casa menggunakan teknik semimanual.

"Hari ini rencananya empat kali penerbangan. CN dua kali, Casa dua kali. CN untuk kedua dan Casa yang kedua jam 14.00 WIB," ujar Fajar.

Sementara itu, prakirawan cuaca BMKG, Nanda Al Fuadi menyebut pergerakan angin ke arah timur pada hari ini relatif lebih kencang dibanding kemarin. Pihaknya mengantisipasi pembentukan awan dari arah Cilegon yang akan masuk ke wilayah Jabodetabek.

"Jadi, misalkan dari Cilegon ke Jakarta, kemarin butuh waktu 2-3 jam. Untuk hari ini bisa 1,5 jam, 1 jam. Nah ini yang memang perlu dipertimbangkan karena gerak awan ini kan nanti pengaruh turun hujannya di mana," terang Nanda.

Dari Meteorologi Klimatologi BPPT, Prof Edvin Aldrian menjelaskan, pesawat CN 295 menyemai garam pada awan Cumulonimbus di sekitar Selat Sunda. "Ke Selat Sunda, ke Lampung Tenggara. Karena kan ada siklonnya di Nusa Tenggara, jadi anginnya ke timur. Jadi kita ke sebelah barat Jakarta," ungkap Edvin.

Edvin berharap usaha yang dilakukan pihaknya dapat menurunkan hujan di sekitar lokasi penyemaian garam. Hal tersebut untuk mengurangi intensitas hujan dari awan yang akan masuk ke Jakarta. (Tri/J-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Kardashian
Berita Lainnya