Headline
Sebaiknya negara mengurus harga barang dulu.
SETELAH moda lintas rel terpadu (LRT) resmi beroperasi secara komersial pada Minggu (1/12), PT Light Rail Transit Jakarta mengenakan biaya tiket pemotongan saldo Rp5.000 bagi setiap penumpang untuk sekali perjalanan dari Stasiun Depo Pegangsaan Dua hingga Stasiun Velodrome.
Pengguna dan penumpang LRT Jakarta pun memberikan sejumlah masukan, misalnya menginginkan pelayanan sistem tiket agar lebih praktis.
"Sistem pelayanan tiket di loket LRT Jakarta seyogianya dibuat lebih praktis," kata sejumlah penumpang di Stasiun Boulevard Utara, Jakarta Timur, kemarin.
Benti Sumarni, 38, warga Pulo Gadung, Jakarta Timur, mengatakan ia sudah cukup sering mencoba LRT Jakarta untuk bepergian ke pusat perbelanjaan yang kebetulan berada di dekat salah satu stasiun moda transportasi itu.
"Sistem kartunya ini masih menggunakan deposit. Jika kita kebetulan sedang tidak membawa uang elektronik, terpaksa membeli kartu LRT Rp20.000 isi saldo Rp5.000 dan harus dikembalikan ke petugas tiket untuk mendapatkan refund Rp15.000," keluh Benti.
Dia berharap LRT Jakarta membuatkan sistem kartu berlangganan layaknya kartu multitrip PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) untuk penumpang kereta rel listrik (KRL).
Jumadi, 46, warga Kalideres, Jakarta Barat, yang hendak berkumpul bersama keluarga dan kerabatnya di pusat perbelanjaan dekat stasiun LRT, juga sempat bingung ketika hendak mengecek saldo uang elektronik yang dia bawa.
Maden Purba, warga Perumahan Harapan Indah Bekasi, menyebutkan ia harus menunggu 5 menit untuk refund empat kartu STJ LRT Jakarta yang dia gunakan.
"Tidak praktis dan ribet sekali," lanjut Maden.
Namun, keberadaan LRT tetap diapresiasi May, 49, yang tinggal di daerah Rawamangun, Jakarta Timur. Ia sangat gembira dengan beroperasinya LRT. "Saya kan kebeneran arahnya ke Kelapa Gading, turun di Pegangsaan Dua. Buat saya pribadi bermanfaat banget soalnya saya dari ujung ke ujung," kata May, kemarin.
Dalam menanggapi respons pengguna di hari pertama LRT beroperasi secara komersial itu, Corporate Communication Manager PT LRT Jakarta, Melisa Suciati, mengatakan akan menyempurnakan sistem pembayaran untuk lebih mempermudah para penumpang. (Ssr/Tri/X-6)
Dalam proyek LRT Jakarta fase 1B Stasiun Velodrome hingga Manggarai, Pemprov DKI telah mengalokasikan anggaran senilai Rp4,1 triliun dari APBD.
Saat pembangunan LRT Jakarta, aktivitas naik dan turun penumpang dialihkan sementara di halte Utan Kayu sisi kiri dan sisi kanan mulai 27 Juni 2025 - 27 Juli 2025.
Dishub DKI Jakarta juga menambah jam operasional layanan tiga angkutan umum tersebut. Kebijakan ini berlaku selama 24 jam pada 22 Juni 2025, mulai pukul 00.00 WIB hingga 23.59 WIB.
“Kebijakan penetapan tarif Rp1 ini juga didukung dengan perpanjangan jam operasional di sejumlah rute, khususnya untuk mendukung mobilitas warga dalam perayaan malam puncak HUT Jakarta,”
GUBERNUR Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa bergerak merancang sistem transportasi modern dengan menyiapkan pembangunan Light Rail Transit (LRT) di kawasan Surabaya.
Pembangunan LRT Jakarta Fase 1B ini merupakan upaya dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk mengurai kemacetan yang menjadi masalah klasik perkotaan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved