Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Pascapenggusuran Sunter, Belum Ada Anak yang Didaftarkan Sekolah

Yurike Budiman
21/11/2019 11:30
Pascapenggusuran Sunter, Belum Ada Anak yang Didaftarkan Sekolah
Warga korban penggusuran di Sunter(MI/ADI MAULANA IBRAHIM)

LIMA hari sudah berlalu pascapenggusuran bangunan liar di Jalan Agung Perkasa VIII, Sunter, Jakarta Utara pada Kamis (14/11). Pemerintah Kota Jakarta Utara juga telah menawarkan warga korban penggusuran untuk relokasi ke Rusunawa Marunda. Tidak hanya tempat tinggal, fasilitas sekolah bagi anak-anak korban gusur juga disediakan.

Namun, hingga kini, belum ada satupun warga yang mendaftarkan diri untuk relokasi ke Rusunawa Marunda, termasuk daftar untuk menyekolahkan anak-anak mereka.

Kasi Dikmen Sudin Pendidikan Wilayah 1 Jakarta Utara Rasmadi mengatakan pihaknya telah melakukan sosialisasi sejak hari pertama penggusuruan dilakukan. Ia mengaku telah memberi tahu warga jika terjadi penertiban, anak-anak akan difasilitasi sekolah di Marunda.

"Untuk rumahnya, pemerintah menyiapkan rumah susun, sedangkan sekolahnya di Marunda terpadu. Di sana ada sekolah TK, PAUD, SD, SMP satu atap," kata Rasmadi saat ditemui di Sunter, Rabu (20/11).

Baca juga: Ditawari Pelatihan, Warga Gusuran Sunter Menolak

Ia menjelaskan, sampai hari kelima, belum ada yang mendaftarkan diri untuk pindah dan menyekolahkan anak-anak mereka.

"Sampai sekarang belum ada yang lapor ke saya, belum ada sama sekali yang daftar. Tadi juga sudah saya sampaikan lagi tapi mereka bilang 'enggak sekolah enggak apa-apa yang penting bisa makan', jawaban mereka seperti itu," kata Rasmadi.

Menanggapi respon warga yang tidak peduli dengan pendidikan anak-anak mereka, ia berusaha memberi tahu bahwa dengan bersekolah, akan memfasilitasi anak untuk bisa makan dan bisa kerja di kemudian hari.

"Kalau tidak bisa nulis, nanti nulis berapa kilo besi yang dijual, bagaimana? Kalau gak sekolah kan gak bisa apa-apa. Tapi mereka tetap gak mau. Mudah-mudahan nanti mau dan sesuai dengan program pemerintah," ujarnya.

Namun, ia mengaku tidak mengetahui persis jumlah anak-anak warga yang sebelumnya tinggal di Jalan Agung Perkasa VIII tersebut. (OL-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya