Headline
Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.
Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.
DAHUlu, anak-anak warga di Dusun/Kampung Babakan Kadu dan Kampung Wangun harus menantang bahaya bila berangkat ke sekolah. Mereka harus menyeberangi Sungai Mapag.
Babakan Kadu dan Wangun ialah dua kampung di Desa Buana Jaya, Kecamatan Tanjungsari, wilayah paling ujung di timur Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Adih Hidayat, 60, Kepala Dusun Babakan Kadu dan Wangun yang ditemui Media Indonesia di rumahnya menyebutkan ada 400 lebih kepala keluarga di dua dusun tersebut. Kebanyakan warga bekerja sebagai petani (lahan milik sendiri) dan buruh tani. Rata-rata penghasilan per hari Rp25 ribu.
Dia menuturkan siswa sekolah dasar (SD) dan menengah pertama (SMP) harus berjalan kaki kiloan meter untuk menuntut ilmu. Jika hujan turun dan air sungai deras, mereka terpaksa meliburkan diri.
Belakangan, warga tertolong berkat adanya jembatan bambu yang dibuat swadaya. Namun, jembatan tersebut hanya bisa dilalui dengan jalan kaki karena kondisinya kurang memadai.
Sekolah yang bisa diakses hanya PAUD, SD inpres, dan SMP yang lokasinya ada di dekat Kantor Desa Buana Jaya. Namun, untuk SMA yang berada di desa tetangga, Desa Serna, siswa harus menempuhnya lebih jauh lagi.
Di wilayah ini tidak ada layanan angkutan umum selain ojek. Warga harus menyewa kendaraan roda empat untuk pergi jauh.
Karena jaraknya cukup jauh, ongkos yang dikeluarkan Rp30 ribu bagi pelajar dan Rp50 ribu bagi orang dewasa.
Tak hanya ke sekolah yang terkendala jarak, ke pasar tradisional dan pusat kesehatan atau rumah sakit juga sama susahnya.
Ada Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cileungsi dan beberapa rumah sakit swasta yang terdekat. Namun, untuk menjangkaunya, penduduk harus melewati tiga kecamatan, yaitu Kecamatan Cariu, Kecamatan Jonggol, dan Kecamatan Cileungsi atau tepatnya ke Kabupaten Bogor dan Kota Bogor.
Mengapa disebut ke kota Bogor? Pasalnya, posisi Desa Buana Jaya sebenarnya lebih dekat ke Cianjur. Akan tetapi, akses selama ini hanya jalan setapak yang membentang di perbukitan. Panjangnya sekitar 2,7 kilometer dari Dusun Babakan Kadu ke Talaga, Desa Gunung Herang, Cikalong Kulon, Cianjur.
Kini, keadaan telah berubah. Akses menuju Buana Jaya menjadi mudah. Jalan itu kini bisa dilalui mobil dan menembus Cianjur bahkan menyambung ke Kabupaten Purwakarta. Warga Cianjur pun kini dengan mudah ke Bogor. Mereka bisa membawa dan menjual hasil bumi ke Tanjungsari, Cariu, dan Jonggol dengan jarak tempuh lebih pendek dan biaya lebih murah.
Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang membuka akses tersebut. Sebanyak 150 personel TNI gabungan dari Komando Distrik Militer 0621/ Kabupaten Bogor, pasukan batalion ada dari 310, Armed 13, Lanud Atang Sandjaya, dan Kostrad yang bekerja melalui program TMMD (TNI Manunggal Membangun Desa). Mereka membangun jalan selebar 7 meter membentang sepanjang 2,7 kilometer menembus Cianjur.
Dandim 0621/Kabupaten Bogor Letkol Inf Harry Eko Sutrisno menuturkan kegiatan TMMD di Buana Jaya itu berawal dari musrenbang (musyawarah rencana pembangunan) dari tingkat desa. Setelah melalui penggodokan, diputuskan bahwa Buana Jaya termasuk 45 desa di Kabupaten Bogor yang masih tertinggal.
"Jadi, ini hasil permintaan masyarakat desa. Anggaran dari pemda atau APBD setelah melalui pembahasan dan disetujui DPRD, barulah bantuan ke kodim untuk kerja sama program TMMD," tutur Dandim.
Selain membuka dan membangun jalan raya, TMMD ke-106 itu juga membuat lapangan sepak bola, membangun beberapa MCK (mandi, cuci, kakus), musala, dan beberapa poskamling (pos keamanan keliling). Kemudian untuk nonfisiknya dilakukan juga pembinaan, penyuluhan, dan pembekalan wawasan kebangsaan.
Tentu saja pembangunan ini disambut warga dengan sukacita. Mereka bersyukur dan berterima kasih. Mereka berharap dengan adanya akses jalan raya, perekonomian di kampung itu pun berubah, terutama karena hemat ongkos. "Kami senang, bahagia. Jadi, bisa ramai. Pokoknya kami bersyukur sekali," kata Entin, 50, warga RT4/RW 4 Kampung Babakan Kadu. (Dede Susianti/J-2)
Dari hasil investigasi, kawasan hutan tersebut diduga dimanfaatkan untuk pertambangan tanpa izin yang sah berupa galian batu kapur (karst).
Bertepatan dengan hari jadi, Bonvie meluncurkan program sosial bertajuk “Tumbuh Bersama Bonvie”.
Beberapa titik sudah mulai dilakukan normalisasi. Meski sifatnya masih dalam rangka penanganan darurat, tetapi spek teknisnya sudah mulai mengarah pada standar normalisasi.
DEWAN Pimpinan Cabang (DPC) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Bogor Utara melantik struktur kepengurusan periode 2025 - 2028 pada Jumat (27/6) di Sekolah Alam Bogor.
Salah satu alasan dilakukannya modifikasi adalah agar titik penaikan dan penurunan penumpang di Kota Bogor berada di satu tempat.
UNIVERSITAS Terbuka (UT) menggelar kegiatan Program Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) 2025 di Desa Sukamakmur Kecamatan Ciomas Kabupaten Bogor.
Kondisi akses jalan yang terdampak bencana di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, berangsur mulai tertangani. Hanya, masih terdapat beberapa kecamatan yang aksesnya butuh penanganan ekstra.
Warga Desa Alue Bata dan Desa Kuala Tadu, Kecamatan Tadu Raya, Kabupaten Nagan Raya, Provinsi Aceh kini dapat menikmati akses jalan yang lebih baik
Warga Desa Woloede di di Kecamatan Mauponggo, Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur, masih merindukan jalan aspal hingga kini.
Mitigasi yang dilakukan untuk penanggulangan banjir mulai dari normalisasi saluran terhadap endapan lumpur, membersihkan saluran dari sungai, normalisasi embung, dan peninggian jalan.
Menurut dia, Gang Rahayu bukan akses jalam umum melainkan bagian dari lahan milik Maritje dan Irawati yang selama ini ditempati tanpa izin.
Akibat tindakan sepihak itu, warga sekitar tak bisa melintas. Para pelajaran ibu rumah tangga yang biasa berangkat sekolah maupun ke pasar, kini terpaksa harus memutar sekitar 200 meter
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved