Headline
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
PEMERINTAH Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta tengah menyiapkan pembangunan pusat pengolahan sampah Intermediate Treatment Facility (ITF) Sunter. Proyek senilai US$250 juta itu akan beremisi gas buang dengan standar Euro 5.
Pengertian dari baku emisi berstandar Euro 5 ialah gas emisi yang dikeluarkan dari proses pembakaran sampah harus memenuhi unsur polutan dengan kadar tertentu, sehingga tidak merusak lingkungan.
"Baku mutu emisi cerobong akan sesuai standar Euro 5 atau standar tertinggi. Baku mutu emisi itu dinamakan European Directive, dimana lebih ketat dibandingkan dengan baku mutu Indonesia," ujar Project Manager dari Large Projects City Solutions Fortum, Antti Liukko di Kantor Kelurahan Sunter Agung, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (26/9).
ITF sendiri merupakan proyek Pemprov DKI sebagai alternatif pengolahan sampah di dalam kota. ITF dapat memproduksi sampah menjadi energi listrik menggunakan mesin insinerator.
ITF Sunter akan dibangun oleh PT Jakarta Solusi Lestari (JSL), yang merupakan perusahaan patungan antara PT Jakarta Propertindo (Jakpro) dan Fortum yang berbasis di Finlandia.
Mega proyek tersebut diketahui akan didanai badan internasional. Untuk memuluskan hal tersebut, ITF tersebut harus memiliki studi rencana mitigasi dampak lingkungan dan sosial atau yang disebut Environment and Social Impact Analysis (ESIA). Apabila ESIA sudah selesai ditinjau dan disetujui, pembangunan ITF Sunter tersebut dapat segera dilakukan.
"ESIA menjadi kewajiban sebelum dana tersebut cair. Uang yang 250 juta Dollar Amerika akan dicairkan bertahap," kata Antti.
Baca juga: DPRD DKI Setujui Tipping Fee ITF Sunter Rp600 Ribu/Ton Sampah
Dalam kesempatan yang sama, Social Consultant ERM Indonesia Yudhi Pradhana menerangkan tinjauan terhadap kajian ESIA untuk pembangunan ITF Sunter ditargetkan selesai pada akhir Desember 2019.
"Dokumen kajian dampak lingkungan dan sosial ?atau ESIA sudah selesai Juni kemarin. Saat ini kami masih menunggu review. Semoga Desember 2019 sudah bisa disclose," jelas Yudhi
Kemudian menurut Direktur Pengembangan Bisnis Jakpro, M. Hanief Arie Setianto, mengatakan tujuan di bangunnya ITF Sunter bertujuan agar warga Jakarta memperoleh kehidupan dengan standar layanan yang baik.
"ITF Sunter bisa mengurangi 80% volume sampah. Tentu kita mengikuti aturan internasional karena didanai dari luar. Intinya, ITF bisa memberikan dampak yang positif kepada warga Jakarta untuk memperoleh kehidupan standar yang baik," tandasnya. (A-4)
Pemerintah menyatakan akan membersihkan dan menata bangunan kumuh di sekitar TPA Sarimukti.
Penggunaan komposter memungkinkan masyarakat mengolah sampah organik menjadi kompos, mengurangi emisi metana, dan memperbaiki kualitas tanah secara lokal.
Program Adipura tidak lagi hanya menjadi simbol kota bersih, melainkan indikator strategis tata kelola persampahan modern, adil, dan berkelanjutan.
RDF Rorotan tetap menjadi salah satu strategi utama Pemprov DKI dalam mengatasi persoalan sampah, sembari menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi ke depan.
LEMBAGA Pemantau Penyimpangan Aparatur Daerah (LP2AD) menilai Refuse Derived Fuel (RDF) Rorotan bisa menjadi sebagai standar nasional dalam pengelolaan sampah perkotaan.
Asep mengatakan selama ini sampah dari kawasan PIK masih dibuang ke TPST Bantargebang. Di sisi lain, Asep menyinggung soal kondisi Bantargebang yang sudah penuh.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved