Headline

Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.

Fokus

Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.

Tarif LRT Sekitar Rp5.000 per Stasiun

Media Indonesia
25/7/2019 11:55
Tarif LRT Sekitar Rp5.000 per Stasiun
Kereta LRT membawa warga dari Stasiun Boulevard Utara menuju Velodrome, Jakarta(MI/RAMDANI)

GENERAL Manager Operasi dan Pelayanan PT LRT, Aditia Kesuma Negara Dalimunthe, mengungkapkan tarif LRT sekitar Rp5.000 per stasiun. Saat ini masih gratis karena taraf uji coba. Ditargetkan tiga tahun ke depan sudah bisa beroperasi penuh.

"Pada 2021, kami akan dapat sertifikasi viva. Ditargetkan secepatnya diselesaikan proyek tesebut sehingga bisa dioperasikan segera," ungkap Aditia, saat berkunjung ke Metro TV, kemarin (Rabu, 24/7/2019). Dalam kunjungan itu hadir juga Direktur Utama PT LRT Jakarta, Allan Tandiono.

Menurut Aditia, canggihnya kereta LRT ini mampu untuk digandeng-gandengkan atau disambungkan. Satu set terdiri atas dua kereta dan bisa disambung hingga empat kereta. Pada saat jam-jam sibuk menggunakan empat kereta dan jam biasa bisa menggunakan dua kereta saja. "Jadi, bisa lebih efisien dengan kira-kira tarif sekitar Rp5.000 per stasiun," ujarnya.

Sementara itu, Dirut LRT Allan Tandiono, menyebutkan, proyek yang dibangunnya merupakan salah satu proyek pembangunan LRT tercepat di dunia jika dibandingkan dengan proyek lainnya. LRT dimulai pada 2013 dan selesai di 2019.

Baca juga: Mulai Jumat Nanti, LRT Resmi Terintegrasi Halte Transjakarta

Jika proyek LRT telah rampung, jarak tempuh perjalanan penumpang akan lebih cepat. "Kecepatannya dengan waktu tempuh dari Pegangsaan Dua ke Rawamangun hanya kira-kira 13 menit. Dari Mal Kelapa Gading ke Rawamangun sekitar 9 menit. Selain itu, dari Kelapa Gading jika terhubung ke Dukuh Atas, maka akan menghabiskan waktu sekitar 25 menit dan dari Kelapa Gading ke Tanah Abang menghabiskan waktu 35 menit," katanya.

Saat uji coba, pengguna LRT cukup tinggi. "Hari biasa sekitar 9 ribu orang paling tinggi dan 13 ribu orang pengguna ketika weekend," kata Allan.

Terkait dengan satu kartu untuk semua moda, menurut Allan, tidak mudah karena harus dikoordinasikan dengan pimpinan di setiap provinsi, bank terkait, dan Bank Indonesia. (*/J-3)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Panji Arimurti
Berita Lainnya