Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Tarif Normal MRT, Penumpang Justru Makin Bertambah

Selamat Saragih
20/5/2019 16:17
Tarif Normal MRT, Penumpang Justru Makin Bertambah
Rangkaian kereta MRT(Antara Foto/Rivan Awal Lingga)

TARIF normal Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta berlaku mulai 13 Mei 2019, ternyata jumlah penumpang setiap harinya mengalami peningkatan. Tadinya dikhawatirkan jumlah penumpang menurun, tapi fakta di lapangan justru sebaliknya.

Berdasarkan catatan PT Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta, total penumpang pada hari pertama, Senin (13/5), mulai diberlakukan tarif normal mencapai 77.636 orang. Jumlah itu mengalami kanaikan pada Selasa (14/5), total mencapai 79.431 orang.

Namun pada Rabu (15/5), jumlah penumpang sempat mengalami penurunan sedikit. Saat itu, total penumpang mencapai 78.891 orang. Tapi terjadi peningkatan kembali pada Kamis (16/5) jumlahnya 81.965 orang dan pada Jumat (17/5) mencapai 89.372 orang.

Sekretaris Perusahaaan PT MRT Jakarta, Muhamad Kamaluddin, mengatakan, dengan adanya peningkatan jumlah penumpang MRT Jakarta setiap harinya, menandakan keberadaan transportasi publik berbasis rel ini sangat dibutuhkan warga Jakarta dalam menjalankan aktivitasnya sehari-hari. Terutama yang berkantor di pusat kota mampu menempuh perjalanan dari Lebak Bulus ke Bundaran Hotel Indonesia (HI) lamanya hanya 30 menit.

“Fakta di lapangan, meski tarif normal, tapi tidak memengaruhi jumlah penumpang sampai sejauh ini. MRT Jakarta tetap diminati mereka yang ingin beraktivitas dengan cepat dan tepat waktu,” kata Kamaluddin, di Jakarta, Senin (20/5).

Baca juga: MRT Ubah Perilaku Transportasi Warga

Stasiun Bundaran HI, Stasiun Lebak Bulus dan Stasiun Dukuh Atas masih menjadi stasiun paling banyak penumpang MRT Jakarta. Karena pada ketiga stasiun ini sudah terintegrasi dengan bus Transjakarta dan commuter line.

“Seperti di Dukuh Atas, terintegrasi dengan dua moda transportasi publik. Yakni bus Transjakarta dan commuter line. Begitu juga dengan Stasiun Lebak Bulus dan Bundaran HI sudah terkoneksi dengan halte bus Transjakarta. Sehingga memudahkan penumpang untuk berpindah ke transportasi publik lainnya,” ujar Kamaluddin.

Menurut dia, jumlah penumpang yang hampir menembus angka 90.000 orang ini sudah melampui target tahun pertama operasi MRT sebesar 65.000 orang per hari.

Untuk jumlah penumpang, pihaknya merencanakan 130.000 orang per hari. Namun, target tersebut tidak akan tercapai pada tahun pertama operasi, melainkan diperkirakan akan tercapai pada tahun keempat MRT beroperasi secara komersial.

“Jadi untuk tahun ini, kami merencanakan jumlah penumpang 65.000 orang per hari, dengan masa operasi komersial pada tahun pertama selama sembilan bulan. Lalu tahun kedua, menjadi 91.000 per hari, pada tahun ketiga meningkat menjadi 117.000 orang per hari dan tahun keempat baru mencapai 130.000 per hari,” jelas Kamaluddin.

Sementara itu, Direktur Utama (Dirut) PT MRT Jakarta, William P Sabandar, mengatakan, untuk menjaga ridership setelah tarif MRT Jakarta kembali normal menjadi Rp4.000 hingga Rp 14.000, maka ada beberapa langkah yang telah dilakukan perusahaannya.

Yaitu menambah interkoneksi MRT Jakarta dengan Transjakarta. Bila dulu hanya tiga, kini sudah lima stasiun MRT Jakarta yang terintegrasi dengan Transjakarta. Integrasi dilakukan berdasarkan Pergub No 79/2019.

“Dinas Perhubungan (Diahub) DKI Jakarta menetapkan trayek layanan bus Transjakarta terintegrasi dengan kereta MRT Jakarta,” kata William.

Kelima stasiun MRT yang terintegrasi dengan Transjakarta adalah Stasiun MRT Asean, Stasiun MRT Blok A, Stasiun MRT Haji Nawi, Stasiun MRT Cipete dan Stasiun MRT Fatmawati.

Untuk Stasiun MRT Asean, ada tiga trayek Transjakarta meliputi Stasiun MRT Asean-Jl Pakubuwono VI, Stasiun MRT Asean-Jl Kramat Pela, dan Stasiun MRT Asean- Jl Wijaya I.

Kemudian ada dua trayek di Blok A yaitu Stasiun MRT Blok A ke Jl Pangeran Antasari dan ke Jl Radio Dalam Raya.

Begitu juga di Stasiun MRT Haji Nawi ada dua trayek terdiri dari Stasiun MRT Haji Nawi ke Jl Pangeran Antasari dan ke Jl Metro Pondok Indah.

Adapun untuk Stasiun MRT Cipete dan Fatmawati terintegrasi dengan satu trayek. Masing-masing terdiri dari Stasiun MRT Cipete ke Jl Pangeran Antasari dan Stasiun Fatmawati ke Jl Lebak Bulus I.

“Layanan Transjakarta sebagai prioritas angkutan integrasi dari dan menuju stasiun MRT. Untuk itu ada sebanyak 10 rute integrasi baru Transjakarta,” ujar William.

Ke-10 rute integrasi baru Transjakarta itu adalah Dukuh Atas-Kota, Dukuh Atas-Tanah Abang, Dukuh Atas-Kuningan, Dukuh Atas-Sam Ratulangi, Bundaran HI-Kota, BSD-Bundaran Senayan, Bintaro-Blok M, Pondok Cabe-Tanah Abang, Cinere-Kuningan dan Jatijajar-Lebakbulus.

“Titik transit ada di Stasiun Lebak Bulus, Fatmawati, Stasiun Blok M, Asean, Dukuh Atas dan Bundaran HI,” papar William Sabandar.

Selain menambah integrasi dengan Transjakarta, PT MRT Jakarta menambah area park and ride. Sehingga semakin memudahkan perpindahan dari kendaraan pribadi ke MRT untuk meneruskan perjalanan ke pusat kota.

Awalnya, baru tiga park and ride yang disediakan. Satu di lahan eks Polri dekat kawasan Stasiun Lebak Bulus dan dua area lainnya ada di dekat stasiun Fatmawati. Ketiganya mampu menampung 630 motor dan 285 mobil.

Kemudian, PT MRT Jakarta menambah empat area park and ride. Diantaranya di Tripatra dan Mulia Graha. Selanjutnya, Lorena yang telah bersedia lahannya digunakan sebagai park and ride. Sekarang dalam persiapan untuk perizinan dan pembangunan infrastruktur.

Sedangkan di JIS masih dalam penjajakan. Karena mereka memiliki kewajiban ke Pemprov DKI sekitar Rp18 miliar,” ungkap William. (OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akhmad Mustain
Berita Lainnya