Headline
Bansos harus menjadi pilihan terakhir.
WALI Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Jefri Riwu Kore, mengumumkan kejadian luar biasa (KLB) demam berdarah dengue (DBD) di daerah itu, Kamis (24/1).
Menurutnya pada pekan kedua Januari 2019, jumlah penderita DBD tercatat 82 orang. Namun jumlah penderita tiba-tiba melonjak menjadi 114 orang, dan pada pekan ketiga naik lagi menjadi 127 orang. Ratusan penderita tersebut tersebar di 40 dari 51 kelurahan di Kota Kupang.
Menurut Jefri, grafik DBD pada Januari 2019 sudah berada di atas garis maksimum sesuai pola maksimum-minumum kasus DBD lima tahun terakhir yakni maksimum 60 kasus.
Begitu juga dalam grafik mingguan, total kasus DBD sudah melebihi kasus tahun sebelumnya, pada Januari 2018, jumlah penderita DBD di Kota Kupang 66 orang. Selain itu, dalam lima minggu berturut-turut terjadi peningkatan kasus DBD.
"Kita tidak mau ada korban jiwa baru menyatakan KLB. Setelah umumkan KLB, kita bergerak cepat melakukan penanganan. Saya tidak mau ada korban meninggal karena DBD," kata Jefri Riwu Kore saat mengumumkan KLB DBD dalam rapat yang dihadiri seluruh camat, lurah, dan petugas kesehatan, Kamis (24/1) pagi.
Baca juga: Anies Instruksikan Sekolah di DKI Antisipasi DBD
Setelah mengumumkan KLB DBD, menurut Jefri seluruh lurah bersama staf mulai turun ke permukiman penduduk untuk melakukan pembersihan sarang nyamuk untuk mencegah dan menanggulangi DBD. Kegiatan itu berlangsung selama dua pekan.
Adapun dinas kesehatan dan puskesmas bertugas melakukan fogging massal di 51 kelurahan, serta menabur abate di sumur atau tempat penampungan air di rumah-rumah penduduk dan 3M Plus (menguras, menutup, mengubur) dan memantau jentik nyamuk.
Kadis Kesehatan Kota Kupang dokter Ary Wijana mengatakan gerakan massa pemberantasan sarang nyamuk ini juga melibatkan sekolah-sekolah kesehatan di Kota Kupang yang digelar pada Jumat (25/1).
"Kita juga melakukan fogging selektif di 40 kelurahan yagn ada kasus tahun ini, serta membangun posko KLB DBD di 11 puskesmas," ujarnya. (OL-3)
Jambu biji kaya vitamin C, quercetin, dan trombinol yang membantu meningkatkan trombosit dan mempercepat pemulihan pasien demam berdarah (DBD).
KEMENTERIAN Kesehatan (Kemenkes) RI merilis data terbaru mengenai tren kasus dan kematian akibat Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia sepanjang tahun 2025.
Dilansir dari laman Kementerian Kesehatan, pencegahan agar nyamuk tidak berkembang biak dapat dilakukan dengan menerapkan prinsip 3M Plus dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk.
MUSIM kemarau basah merupakan kondisi yang memungkinkan timbul dan merebaknya berbagai penyakit. Di antaranya seperti demam berdarah dengue (DBD), diare, dan leptospirosis.
"Nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus menjadi vektor utama. Keberadaan dan penyebarannya yang meluas menjadikan arbovirus sebagai ancaman serius,”
Sejumlah faktor turut memperparah penyebaran penyakit DBD yakni tingginya mobilitas penduduk, perubahan iklim, dan urbanisasi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved