Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
KERAP terjadi, perundungan atau bullying di sekolah dan perguruan tinggi dilakukan dengan berkedok senioritas. Dengan dalih untuk mengajarkan rasa hormat atau bahkan kekompakan, para senior menyuruh juniornya untuk melakukan berbagai hal.
Senioritas tersebut sangat rawan berubah menjadi perundungan. Ironisnya, baik senior maupun junior, bisa sama-sama tidak menyadari jika tindakan yang terjadi sudah masuk kategori perundungan. Dalam kondisi ini para junior bukan saja tidak melawan karena takut, namun ada pula yang merasa wajar atau tidak ingin dikucilkan oleh kelompoknya.
Baca juga : Masyarakat Diminta Berani Bersikap Hadapi Perundungan
Akibatnya, korban perundungan tidak memiliki kesadaran untuk melaporkan kondisinya. Hal ini bisa berbahaya bagi korban dan budaya perundungan pun makin sulit dihentikan.
Baca juga : Asosiasi Pendidikan Dokter Sayangkan Penghentian Spesialis Anestesi Undip
Adanya kemungkinan-kemungkinan itu harus disadari oleh orangtua, guru, dan para wali murid lainnya. Melansir dari situs SOA (Sahabat Orangtua & Anak), sang pendiri Hanlie Muliani, M.Psi, Psi., menyatakan perlunya anak mendapatkan pemahaman tentang konsep dasar rasa hormat. Dengan begitu, anak akan terhindar dari jebakan rasa hormat yang salah. Berikut hal-hal yang harus diajarkan orangtua:
1. Tindakan Positif
Baca juga : Polisi Dalami Bukti Dugaan Perundungan di PPDS Undip
Orangtua perlu mengajarkan ke anak bahwa rasa hormat diberikan, bukan semata karena usia yang lebih tua atau posisi/jabatan lebih tinggi. Orang yang pantas mendapatkan rasa hormat adalah juga yang memiliki tindakan atau nilai-nilai positif, contohnya memiliki kejujuran, tolong-menolong, kesabaran, dedikasi, kebaikan, integritas, dan lainnya.
2. Menolak Ketidakadilan
Baca juga : Buntut Perundungan PPDS, Izin Praktik Dekan FK Undip DItangguhkan
Orangtua juga perlu mengajarkan anak untuk memiliki keberanian menolak perlakuan tidak adil. Anak-anak perlu memahami bahwa mereka tidak harus tunduk pada permintaan yang tidak masuk akal atau perlakuan yang merendahkan. Anak-anak perlu dilatih untuk berani mengatakan “tidak” dan melaporkan perilaku perundungan kepada orang dewasa yang dapat dipercaya.
3. Komunikasi
Anak perlu mengembangkan keterampilan komunikasi yang baik. Orangtua bisa mengajarkan anak untuk berbicara dengan sopan tetapi tegas saat mereka merasa diperlakukan tidak adil. Seperti contohnya, "Saya menghormati kamu, tetapi saya merasa tidak nyaman melakukan ini."
4. Percaya Diri
Hal penting lainnya yang perlu dibangun ialah rasa kepercayaan diri. Dengan rasa percaya diri yang kuat membantu anak untuk berdiri teguh dalam menghadapi perundungan. Orangtua dapat mendorong dan memfasilitasi anak untuk melakukan kegiatan yang berdampak positif dan mengembangkan kemampuan dan potensi mereka. Kemudian berilah anak pujian atas semua usaha dan prestasi yang berhasil mereka dapatkan. (M-1)
Anak harus memahami dan menghargai diri dan lingkungan serta mengetahui konsekuensi hukum dan akibat dari kekerasan/perundungan.
Anak yang menjadi korban perundungan biasanya menjadi lebih pendiam atau tertutup dan menunjukkan sikap yang berbeda dari kebiasaannya.
Orangtua juga bisa memberikan contoh nyata dari keberanian dalam menolak tindakan yang salah serta memberikan dukungan jika anak menghadapi situasi sulit.
Salah satu tanda yang mungkin bisa lanjut diperhatikan oleh orangtua yakni anak sering menunjukkan perilaku agresif
Ajarkan anak untuk asertif, berani mengungkapkan apa yang ia rasakan secara jelas dan etis, terapkan pengasuhan demokratis sehingga anak terbiasa berpendapat.
Suasana klasik dengan sentuhan modern langsung menyapa setiba sampai di Uma Oma Authentic Indonesian Food & Cafe.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved