Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
IKATAN Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyatakan bahwa anak yang memiliki berat badan berlebih atau obesitas cenderung akan mengalami gejala berat ketika terinfeksi demam berdarah dengue (DBD). Bahkan IDAI menilai angka fatalitasnya cukup tinggi.
Sebabnya, kombinasi antara penyakit tidak menular seperti obesitas dengan penyakit menular seperti DBD akan menghasilkan kombinasi risiko fatalitas tinggi.
Ketua Divisi Infeksi dan Pediatri Tropik, Departemen Ilmu Kesehatan Anak, RSCM-FKUI, dr. Mulya Rahma Karyanti, Sp.A(K), M.Sc menyatakan, banyak kubangan air yang terbentuk dan menjadi sarang bagi meningkatnya nyamuk penyebab demam berdarah atau nyamuk Aedes aegypti.
Baca juga : Dokter: Kenali Gejala Demam Berdarah pada Anak dengan Konsep KLMNOPR
Nyamuk ini dapat membawa virus dengue dan menularkan virus tersebut kepada orang disekitarnya hingga radius 100-200 meter. Tak terkecuali bagi anak-anak terutama anak yang mengalami obesitas.
“Infeksi virus dengue itu bisa ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti. Begitu nyamuk ini mengigit penderita dengue dia akan menghisap darah penderita dengue. Kalau nyamuk itu mengandung virus dengue maka ia bisa menularkan ke orang-orang sekitarnya dalam radius sekitar 100-200 meter,” ucap Mulya Rahma Karyanti dalam webinar daring, beberapa waktu lalu.
Bagi anak obesitas, risiko fatalitasnya meningkat ketika terjangkit virus dengue karena sistem imun mereka memberikan respons cukup tinggi yang bisa menyebabkan terbuka nya pembuluh darah. Hal ini dibuktikan dari hasil sistematik review kajian terkini bahwa pada anak yang mengalami obesitas, ketika respons imunitas mereka tinggi maka akan menyebabkan zat-zat radang meningkat. Inilah yang berbahaya karena meningkatkan risiko fatalitas akibat kebocoran plasma pembuluh darah.
“Ada dari suatu kajian ilmiah terkini yang menunjukkan bahwa anak obesitas risiko terjadinya fatal itu lebih berat karena respon imunitasnya baik dan menyebabkan zat-zat radang respons inflamasi lebih tinggi yang menyebabkan kebocoran dari plasma pembuluh darah itu lebih besar,” sambung Mulya Rahma Karyanti.
Menurut data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, kasus demam berdarah di Indonesia hampi setiap tahun terus meningkat. Hingga minggu ke-17 2024, tercatat 88.593 kasus DBD dengan 621 kasus kematian di Indonesia. (H-2)
Seorang dokter spesialis anak Hapsari, menyarankan penggunaan konsep KLMNOPR untuk mengenali gejala demam berdarah (DB) pada anak.
Ada tiga fase dalam perjalanan penyakit dengue selama tujuh hari, yang meliputi fase demam, fase kritis, dan pemulihan. Fase kritis ditandai dengan turunnya demam.
Bunda, obesitas tak hanya berbahaya untuk orang dewasa. Bagi anak-anak, obesitas juga membawa sejumlah risiko yang perlu diwaspadai.
Penelitian terbaru menunjukkan obat untuk mengatasi diabetes dan obesitas, dapat meningkatkan risiko kelumpuhan lambung (gastroparesis).
Eating disorder bukan hanya masalah naik-turun berat badan. Ada berbagai faktor di belakangnya, seperti trauma, depresi, gangguan kecemasan, dan tekanan lingkungan.
Lingkar pinggang sebaiknya jangan lebih dari 90 cm bagi laki-laki dan perempuan jangan lebih dari 80 cm.
Obesitas pada anak jangan disepelekan sebab akan mengundang penyakit lain, seperti jantung, diabetes, asma, otot dan lainnya.
Penyebab obesitas sebenarnya bukanlah susu, melainkan asupan makan yang berlebih, termasuk pola hidup yang tidak aktif.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved